Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kompos Bercampur Sampah, Pemkot Yogyakarta Sebut Ada Miskomunikasi

Kompas.com - 03/07/2024, 16:43 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah petani di kawasan bantul selatan dibuat resah karena adanya kompos yang bercampur dengan sampah yang berasal dari Kota Yogyakarta.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta angkat bicara pun angkat bicara soal hal itu. 

Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko menyebut bahwa pengiriman kompos ke petani Sanden berdasarkan kerja sama antarkelompok dengan DLH Kota Yogyakarta.

Baca juga: Kompos Bercampur Sampah Resahkan Petani Pesisir Bantul Yogyakarta

Dia menegaskan hal itu bukan kerja sama antara Pemkab Bantul dengan Pemkot Kota Yogyakarta.

Mboten. Itu secara pribadi, secara kelompok. Jadi ada kelompok tani di sana, ada juga yang secara pribadi minta untuk dikirimi kompos, untuk bahan kompos,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/7/2024).

“Belum jadi (kompos), masih bahan kompos, karena mungkin masih butuh untuk fermentasi paling tidak 1 bulan,” imbuh dia.

Lalu terkait dengan kompos yang masih tercampur dengan sampah, menurutnya terjadi miskomunikasi di lapangan.

Dia menjelaskan kendaraan yang dibawa ke Bantul berjenis compactor. Dari luar tidak terlihat isi dari compactor tersebut. Pihaknya tahunya yang dikirim adalah bubur sampah yang seperti biasa dikirim ke Bantul.

“Nah kemarin yang dikirim ternyata campur dengan plastik itu. Tapi itu udah terolah itu, cuma kan berasal dari mesin RDF. Kalau yang biasa dikirim ke Bantul kan berasal dari mesin gibrig,” kata dia.

Dia menjelaskan mesin gibrig ini memisahkan antara sampah organik dengan anorganik, sehingga bersih dari sampah plastik.

“Yang kemarin dikirim ke sana itu ada miss di lapangan, ada temen yang bawa kesana ternyata isinya campur plastik,” imbuh dia.

Menurut dia pengiriman kompos beberapa hari lalu murni adanya miskomunikasi antara DLH Kota Yogyakarta dengan petani setempat.

“Nggeh, ada miss aja. Sudah diweling (diingatkan) sama yang punya sawah ‘Pak keliru ini ngirimnya, kok campur gitu’. ‘O ya pak, besok diambil.’ Sudah konfirmasi kita untuk diminta dievakuasi, minta dikembalikan,” jelas Haryoko.

Pihaknya juga sudah menyanggupi untuk mengambil kompos yang masih tercampur dengan sampah plastik.

Baca juga: Soal Kompos Bercampur Sampah di Bantul, Wabup: Ditimbun, Terus Diuruk, dan Diratakan

“Sudah kita sanggupi, cuma waktunya aja. Kemarin masih atur-atur waktu. Karena harus pakai tenaga kan buat naikkan,” kata dia.

Sebelumnya, Sejumlah petani di kawasan lahan pasir di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diresahkan dengan adanya pupuk kompos bercampur sampah.

Panewu Sanden, Deni Ngajis Hartono, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan di tempat pembuangan pupuk kompos di lahan pasir yang berada di Kalurahan Gadingsari.

Menurutnya, memang benar, masih banyak pupuk yang belum terolah secara maksimal. Selain itu, muncul banyak sampah plastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

39 Siswa Disabilitas Tidak Bisa Masuk SMP Negeri di Kota Yogyakarta

39 Siswa Disabilitas Tidak Bisa Masuk SMP Negeri di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Musim Libur Sekolah, Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah Wisatawan

Musim Libur Sekolah, Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah Wisatawan

Yogyakarta
Diduga Terlibat Kecurangan PPDB, Seorang Siswa Mundur dari SMAN 3 Yogyakarta

Diduga Terlibat Kecurangan PPDB, Seorang Siswa Mundur dari SMAN 3 Yogyakarta

Yogyakarta
Warga Gunungkidul Minta Bekas Galian Ditutup, Pemda DIY: Tanggung Jawab Penambang

Warga Gunungkidul Minta Bekas Galian Ditutup, Pemda DIY: Tanggung Jawab Penambang

Yogyakarta
Disdikpora DIY Bakal Evaluasi Temuan ORI Soal Dugaan Kecurangan PPDB di Yogyakarta

Disdikpora DIY Bakal Evaluasi Temuan ORI Soal Dugaan Kecurangan PPDB di Yogyakarta

Yogyakarta
Janji Bupati dan Wali Kota Semarang untuk ASN yang Terlibat Kasus Judi dan Narkoba

Janji Bupati dan Wali Kota Semarang untuk ASN yang Terlibat Kasus Judi dan Narkoba

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Lebat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Mengenal Kebo Bule yang Ikut dalam Tradisi Malam 1 Suro Keraton Surakarta

Mengenal Kebo Bule yang Ikut dalam Tradisi Malam 1 Suro Keraton Surakarta

Yogyakarta
PDI-P Tergoda Elektabilitas Kaesang di Jateng, PSI Puji Puan Maharani

PDI-P Tergoda Elektabilitas Kaesang di Jateng, PSI Puji Puan Maharani

Yogyakarta
Sampah Dibuang Sembarangan, Pencemaran Sungai di Kota Yogya Meningkat

Sampah Dibuang Sembarangan, Pencemaran Sungai di Kota Yogya Meningkat

Yogyakarta
177 Sertifikat Penambah Nilai di PPDB Yogyakarta Dicoret, Ini Alasanya

177 Sertifikat Penambah Nilai di PPDB Yogyakarta Dicoret, Ini Alasanya

Yogyakarta
Gedungnya Berstatus Cagar Budaya, SD di Yogya Ini Tak Bisa Langsung Perbaiki Atap yang Rusak

Gedungnya Berstatus Cagar Budaya, SD di Yogya Ini Tak Bisa Langsung Perbaiki Atap yang Rusak

Yogyakarta
Ramai soal Sampah di Pundong Disebutkan dari Kota Yogyakarta, DLH: Kesalahan Teknis

Ramai soal Sampah di Pundong Disebutkan dari Kota Yogyakarta, DLH: Kesalahan Teknis

Yogyakarta
Warga Terdampak Penambangan di Gunungkidul Khawatir Longsor, Minta Bekas Galian Segera Ditutup

Warga Terdampak Penambangan di Gunungkidul Khawatir Longsor, Minta Bekas Galian Segera Ditutup

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com