YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Awal Juli merupakan momen libur sekolah. Diketahui, Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan.
Wisatawan dari luar daerah tampak sudah memasuki ke Kota Yogyakarta. Selain berdampak dari sisi kepadatan jalan, banyaknya wisatawan juga berpotensi menambah sampah harian di Kota Yogyakarta.
Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan beberapa strategi. Salah satunya pengolahan sampah langsung di depo-depo sampah.
Baca juga: Sampah Dibuang Sembarangan, Pencemaran Sungai di Kota Yogya Meningkat
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengatakan akan memaksimalkan pengolahan sampah di TPST 3R milik Pemkot Yogyakarta.
“Harapan kami tadinya awal Juli tiga titik itu (TPST 3R Kranon, Karangmiri, Nitikan) dapat beroperasi tapi faktanya kan belum bisa menyelesaikan 200 ton bari 140-160 ton,” ujar Sugeng, Jumat (5/7/2024).
“Ada kesempatan dilarikan ke Piyungan dalam konteks tetap TPST itu solusi,” ujar dia.
Sugeng menjelaskan jika dalam kondisi mendesak maka pihaknya akan melakukan pengelolaan di titik-titik depo.
Ia mencontohkan depo yang kemungkinan besar dapat mengolah sampah yakni di Tompeyan. Selain itu, depo yang berdekatan dengan Pasar Demangan.
“Di situ nanti dilakukan pengelolaan sampah dalam skala tidak besar untuk mengurangi sampah tidak sampai menjadi beban masuk ke Kranon dan lainnya. Minimal masing-masing titik mengelola 5 ton itu sudah lumayan,” ucap dia.
Di sisi lain ada opsi untuk meletakkan alat pengolahan sampah di depo Mandala Krida. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono.
“Khusus penanganan Mandala Krida dibutuhkan alat yang tidak polutan, alat itu kalau memproses sampah itu tidak jadi plutan dan tidak jadi masalah baru,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.