Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kompos Bercampur Sampah di Bantul, Wabup: Ditimbun, Terus Diuruk, dan Diratakan

Kompas.com - 03/07/2024, 14:31 WIB
Markus Yuwono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengubur kompos yang bercampur sampah plastik yang dibuang di kawasan lahan pasir Patihan, Gadingsari, Sanden.

Hal ini diambil setelah kunjungan wakil bupati Bantul Joko B. Purnomo di lokasi. 

"Iya, memang solusi terbaik yang diambil Pak Wabup adalah menimbun di lokasi tempat situ biar tidak ada permasalahan dan dilarang untuk menerima kembali pupuk dari kota," kata Panewu Sanden Deni Ngajis Hartono saat dihubungi melalui telepon, Rabu (3/7/2024). 

Baca juga: Kompos Bercampur Sampah Resahkan Petani Pesisir Bantul Yogyakarta

Deni mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengerukan sampah dan mengubur. Adapun untuk jumlah lubang nantinya akan menyesuaikan jumlah sampah. 

"Kita minta bantuan ekskavator, mungkin kalau tidak nanti sore ya besok. Tergantung nanti kebutuhannya berapa nanti dari situ dimasukkan yang penting teruruk semua rata. Bersebelahan dengan lokasi itu," ungkap dia.

Deni berharap tidak terulang lagi kejadian serupa, sehingga tidak ada sampah yang dibuang di wilayah Bantul. 

Baca juga: TPA Piyungan Resmi Ditutup, Bagaimana dengan Pengelolaan Sampah di DIY?


Baca juga: Sopir Mengantuk, Avanza Tabrak Pohon di Bantul, 2 Orang Luka-luka

Solusi konkrit kompos bercampur sampah dikubur 

Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo, dan Panewu Sanden Deni Ngajis Hartono (pakai topi) saat melihat kondisi tumpukan kompos dan sampah di Kapanewon Sanden. Rabu (3/7/2024)Dok Panewu Sanden Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo, dan Panewu Sanden Deni Ngajis Hartono (pakai topi) saat melihat kondisi tumpukan kompos dan sampah di Kapanewon Sanden. Rabu (3/7/2024)

Sementara Wabup Joko B. Purnomo mengatakan, untuk memilah tumpukan sampah antara kompos dan plastik akan membutuhkan waktu lama.

Untuk itu solusi konkritnya dibuat lubang dan ditimbun, hingga diratakan. 

"Di Padukuhan Patihan ada perusahaan yang memiliki alat berat. Saya minta tolong agar alat berat tersebut bisa untuk menggali lubang untuk ditimbun sampah terus diuruk dan diratakan kembali," kata dia.

Baca juga: Bunuh dan Buang Bayi di Tong Sampah, Mahasiswi Magelang Ini Melahirkan Sendirian di Kamarnya

Joko mengatakan, pihaknya melarang kompos di lahan pasir, harapannya lahan pertanian tidak terganggu. 

"Kita ingin masalah sampah ini tidak lagi menjadi polemik bagi petani lahan pasir di Kapanewon Sanden," kata dia.

Sebelumnya, petani di lahan Pasir mengeluh banyaknya kompos yang bercampur sampah. 

Baca juga: Depo Sampah di Mandala Krida Penuh, Pedagang Keluhkan Omzet Anjlok dan Ganggu Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

39 Siswa Disabilitas Tidak Bisa Masuk SMP Negeri di Kota Yogyakarta

39 Siswa Disabilitas Tidak Bisa Masuk SMP Negeri di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Musim Libur Sekolah, Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah Wisatawan

Musim Libur Sekolah, Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah Wisatawan

Yogyakarta
Diduga Terlibat Kecurangan PPDB, Seorang Siswa Mundur dari SMAN 3 Yogyakarta

Diduga Terlibat Kecurangan PPDB, Seorang Siswa Mundur dari SMAN 3 Yogyakarta

Yogyakarta
Warga Gunungkidul Minta Bekas Galian Ditutup, Pemda DIY: Tanggung Jawab Penambang

Warga Gunungkidul Minta Bekas Galian Ditutup, Pemda DIY: Tanggung Jawab Penambang

Yogyakarta
Disdikpora DIY Bakal Evaluasi Temuan ORI Soal Dugaan Kecurangan PPDB di Yogyakarta

Disdikpora DIY Bakal Evaluasi Temuan ORI Soal Dugaan Kecurangan PPDB di Yogyakarta

Yogyakarta
Janji Bupati dan Wali Kota Semarang untuk ASN yang Terlibat Kasus Judi dan Narkoba

Janji Bupati dan Wali Kota Semarang untuk ASN yang Terlibat Kasus Judi dan Narkoba

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Lebat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Mengenal Kebo Bule yang Ikut dalam Tradisi Malam 1 Suro Keraton Surakarta

Mengenal Kebo Bule yang Ikut dalam Tradisi Malam 1 Suro Keraton Surakarta

Yogyakarta
PDI-P Tergoda Elektabilitas Kaesang di Jateng, PSI Puji Puan Maharani

PDI-P Tergoda Elektabilitas Kaesang di Jateng, PSI Puji Puan Maharani

Yogyakarta
Sampah Dibuang Sembarangan, Pencemaran Sungai di Kota Yogya Meningkat

Sampah Dibuang Sembarangan, Pencemaran Sungai di Kota Yogya Meningkat

Yogyakarta
177 Sertifikat Penambah Nilai di PPDB Yogyakarta Dicoret, Ini Alasanya

177 Sertifikat Penambah Nilai di PPDB Yogyakarta Dicoret, Ini Alasanya

Yogyakarta
Gedungnya Berstatus Cagar Budaya, SD di Yogya Ini Tak Bisa Langsung Perbaiki Atap yang Rusak

Gedungnya Berstatus Cagar Budaya, SD di Yogya Ini Tak Bisa Langsung Perbaiki Atap yang Rusak

Yogyakarta
Ramai soal Sampah di Pundong Disebutkan dari Kota Yogyakarta, DLH: Kesalahan Teknis

Ramai soal Sampah di Pundong Disebutkan dari Kota Yogyakarta, DLH: Kesalahan Teknis

Yogyakarta
Warga Terdampak Penambangan di Gunungkidul Khawatir Longsor, Minta Bekas Galian Segera Ditutup

Warga Terdampak Penambangan di Gunungkidul Khawatir Longsor, Minta Bekas Galian Segera Ditutup

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com