Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Antraks di Gunungkidul, Tak Ada Laporan Kasus Baru tapi Tetap Waspada

Kompas.com - 14/12/2023, 08:36 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, memastikan belum ada tambahan laporan masuk kasus antraks.

Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan, pihaknya sudah tidak menerima laporan mengenai sapi atau kambing mati mendadak akibat antraks. Terakhir laporan di wilayah Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu.

"Laporan terakhir dari Jati, laporan ke saya belum ada lagi. Ketika ada kematian mendadak disebut antraks jika sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium," kata Wibawanti saat dihubungi melalui telepon Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Ternak di Lokasi Temuan Antraks di Gunungkidul Disuntik Vaksin Selama 10 Tahun

Meski kasus antraks sudah tergolong melandai, dia mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan dan tetap waspada.

"Waspada terus karena kasus antraks pernah terjadi. Yang patut diwaspadai yakni hewan ternak mati mendadak baik kambing maupun sapi. Pernah kena (Antraks) harus hati-hati dan waspada," kata dia.

Untuk wilayah Padukuhan Jati yang pernah ada kasus penyembelihan hewan ternak positif antraks dilakukan penyemenan atau betonisasi. Lokasi juga diguyur formalin untuk mencegah spora berpindah.

Spora berasal dari bakteri yang bercampur dengan darah dapat terkontaminasi dengan udara. Bakteri Bacillus anthracis bisa bertahan dalam spora hingga puluhan tahun.

Wibawanti mengatakan, untuk mencegah penularan dilakukan vaksinasi antraks. vaksinasi antraks dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 10 tahun ke depan di sekitar lokasi kasus.

"Yang terpenting itu peternak kooperatif sehingga teman-teman di lapangan mudah dalam memberikan vaksin," kata dia.

Diakuinya, dalam penyuntikan vaksin antraks terjadi penolakan warga, meski tidak banyak. Warga takut hewan tidak nafsu makan dan sakit karena divaksinasi. 

Bahkan, saat penyuntikan ada insiden sapi terluka kakinya hingga patah. Kemungkinan karena setelah disuntik sapi tersebut meronta.

Menurutnya sudah ada tiga sampai empat kasus kaki ternak patah saat divaksinasi.

"Untuk kekebalan lingkungan memang harus divaksin baik antraks maupun PMK (penyakit mulut dan kulit)," kata dia.

Pihaknya juga diberikan bantuan dari Kementrian Pertanian yang diserahkan langsung oleh Menteri saat itu Syahrul Yasin Limpo, pada Kamis (13/07/2023).

Saat itu diberikan bantuan vaksin Antraks dan pendukung lainnya senilai Rp 631.613.132,00. Vaksinnya mencapai 60.817 dosis.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com