Gunungkidul mendapatkan jatah sebanyak 11.017 dosis. Sementara DIY sebanyak 12.667 dosis. Sisanya sebanyak 37.133 dosis jadi cadangan di Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
Wibawanti mengatakan, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terhadap tradisi brandu yang masih dianut oleh sebagian masyarakat. Salah satunya pernah terjadi di Padukuhan Jati, dan mengakibatkan puluhan warga menderita antraks.
Brandu merupakan tradisi membantu warga yang hewannya sakit atau mati mendadak. Mereka membayar kesepakatan atau seiklasnya dan ditukar daging ternak yang sakit atau mati medadak tersebut.
"Edukasi terus kita lakukan terkait brandu, kita hati-hati kalau matinya jelas mendadak tidak usah dikonsumsi," kata dia.
Baca juga: Tanah Negatif Spora Antraks, Warga di Gunungkidul Tetap Diimbau Hati-hati
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti mengakui tradisi brandu menjadi kendala dalam penanganan antraks di Gunungkidul. Ternak yang sudah muncul bakteri antraks sebenarnya bisa diberikan obat, dan sembuh.
Berbeda jika mati, dan langsung disembelih bakteri akan mudah menjadi spora. Selain itu, jika langsung dikubur spora tidak akan menyebar. Spora ini bertahan sekitar 40 tahun hingga 80 tahun.
Kasus antraks terjadi di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul. Kematian ternak pertama terjadi pada 18 Mei 2023. Lalu berturut-turut hingga bulan Juni 2023.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti mengaku pihaknya mendapatkan laporan pada 2 Juni 2023. Lalu melakukan penelusuran.
"Jadi saya enggak nemu bangkai, yang saya periksa yang saya uji kan ke laboratorium itu adalah tanah bekas sembelihan. Dagingnya sudah dimakan," kata Retno.
Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, total ada 6 sapi dan 6 kambing dari Pedukuhan Jati yang positif Antraks.
DPKH Gunungkidul langsung melakukan lokalisasi alias pembatasan pergerakan ternak dari Jati. Langkah ini dilakukan sejak 2 Juni 2023, atau setelah laporan temuan kasus diterima.
"Jadi saat Idul Adha pun dipastikan tidak ada ternak keluar dari sana, karena sudah disetop," kata Wibawanti.
Baca juga: Hasil Uji Lab Tanah Lokasi Warga Positif Antraks di Gunungkidul Ternyata Negatif Spora
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, memastikan hanya satu warga yang positif antraks meninggal dunia. Sementara dua yang lainnya meninggal tidak diperiksa terkait antraks.
"Jumlah warga yang meninggal satu yang betul-betul kena antraks," kata Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto ditemui di kantor Pemkab Gunungkidul Rabu (5/7/2023).
Dijelaskannya laporan pertama yang masuk mengenai matinya sapi pada 2 Juni 2023 lalu, dan dilakukan penelusuran oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Dinas Kesehatan.