YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Dinas Kesehatan Gunungkidul, DI Yogyakarta memastikan seorang warga di Padukuhan Semuluh Lor, Ngeposari, Semanu positif antraks.
Selain itu, jumlah total warga positif antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu bertambah.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, untuk pemeriksaan 22 orang warga Padukuhan Semuluh Lor, ditemukan satu orang yang positif antraks.
Baca juga: Dua Warga Bergejala Mirip Antraks, Puluhan Warga di Gunungkidul Dites
Pengetesan bermula adanya dua warga yang bergejala mirip antraks.
"Satu warga yang suspek dipastikan tertular penyakit antraks. Untuk 21 warga lainnya dinyatakan negatif," kata Dewi saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (25/7/2023).
Dikatakannya, untuk Padukuhan Jati yang lebih dulu tertular, dilakukan tes ulang terhadap 145 orang. Total ada 45 warga yang dinyatakan positif penyakit antraks.
"Kami sudah melakukan berbagai tindakan dengan mengobati warga yang positif," kata Dewi.
Baca juga: 2 Warga Gunungkidul Alami Gejala Antraks, Sempat Sembelih Kambing
Dia mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi kepada warga untuk pencegahan antraks.
"Ada hewan yang mati mendadak, atau sakit, jangan disembelih untuk dikonsumsi," kata Dewi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan masih menunggu hasil uji laboratorium sampel tanah di Semuluh Lor, sehingga penanganan menunggu kepastian adanya kasus antraks atau tidak.
"Yang kami tahu, di Semuluh Lor memang ada riwayat satu kambing mati. Satu kambing lainya sakit dan disembelih," kata Retno.
Dijelaskannya, sejumlah ternak yang ditemukan mati seperti di Kapanewon Ponjong, dan Paliyan juga dinyatakan negatif antraks. Untuk hewan di Kalurahan Ngawu, Playen belum keluar hasilnya.
Upaya pencegahan terus dilakukan dengan memperkuat kekebalan tubuh pada hewan ternak melalui vaksin.
"Masih menunggu jeda waktu dari penyuntikan antibiotik (sekitar kawasan positif antraks). Jedanya kan dua minggu, jadi harus menunggu terlebih dahulu sebelum divaksin," kata Retno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.