Mutoha mengatakan, cahaya benda tersebut juga tidak seterang seperti ketika meteor jatuh.
"Kemudian, tidak adanya suara ledakan atau apa yang biasa itu menyertai kejadian meteor besar. Yang semalam pecahannya merata, kalau meteor itu pecahnya biasanya nyebar, ini (fenomena semalam) mengikuti kepalanya. Ini ciri reentry sampah, salah satu cirinya itu," urai dia.
Pasca fenomena tersebut, Mutoha telah mencari berbagai sumber. Namun, dirinya belum menemukan pihak yang bertanggungjawab terkait benda diduga sampah antariksa tersebut.
"Saya mencoba mencari sumber-sumber itu, ternyata belum menemukan siapa pihak yang bertanggungjawab, baik itu yang punya sampah itu. Karena memang ada beberapa sampah yang memang tidak terkonfirmasi, mereka enggak memberikan informasinya di katalog itu," ujar dia.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 14 September 2023: Siang Cerah Berawan
Mutoha menuturkan, berdasarkan informasi yang melihat dari Yogyakarta, jatuhan benda tersebut ke arah utara.
Fenomena benda jatuh tersebut terlihat tidak hanya di DIY, namun juga Bandung dan Sragen.
"Dari beberapa saksi bahkan ada yang dari Bandung juga menyaksikan sehingga kalau yang paling timur itu Sragen, yang saya dapat infonya, paling barat itu Bandung," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dihebohkan dengan video yang merekam seperti bola api melewati langit DIY pada Kamis (14/9/2023).
Dalam video yang diunggah, tampak benda tersebut seperti bola berwarna merah kekuningan yang memiliki ekor di langit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.