Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet

Kompas.com, 11 Desember 2025, 16:16 WIB
Wijaya Kusuma,
Vachri Rinaldy Lutfipambudi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Sleman diperkirakan mengalami kenaikan arus lalu lintas saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman melakukan pemetaan titik-titik jalan yang rawan macet maupun rawan kecelakaan.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Heri Kuntadi, mengatakan berdasarkan data Badan Kebijakan Transportasi, akan ada kenaikan arus Nataru itu kurang lebih 2,71 persen.

"Dari data DIY sendiri, diprediksi akan ada kenaikan 6 persen. Moda transportasi yang paling banyak dipakai adalah mobil pribadi kurang lebih 42,78 persen, kemudian yang kedua adalah sepeda motor 18,41 persen," ujar Heri Kuntadi dalam jumpa pers di Pemkab Sleman, Kamis (11/12/2025).

Heri Kuntadi menyampaikan, kunjungan paling banyak saat Nataru nantinya adalah masyarakat yang datang untuk tujuan berwisata mengisi liburan.

Baca juga: Cerita Warga Sleman 10 Tahun Pakai Biogas Kotoran Sapi: Rumah Terang Meski Listrik Padam 

Kemudian, selanjutnya untuk tujuan mudik ke kampung halaman.

Dishub Sleman, lanjut Heri Kuntadi, telah melakukan langkah-langkah untuk kelancaran arus lalu lintas saat libur Natal dan Tahun Baru.

"Sudah sejak bulan November kami sudah bergerak untuk melakukan survei terkait jalur alternatif, pemetaan kebutuhan rambu-rambu. Kemudian juga melakukan survei titik-titik rawan kemacetan dan rawan kecelakaan," ungkapnya.

Baca juga: Jelang Nataru, Pemkab Sleman Fokus Perbaiki Akses Jalan ke Destinasi Wisata dan Jalur Utama Mudik

Daerah Rawan Macet

Berdasarkan hasil pemetaan, ada beberapa daerah yang menjadi lokasi rawan kecelakaan. Untuk mengantisipasi pigajnya juga akan mengerahkan personel ganjal.

"Kerawanan kecelakaan juga ada di Jalan Wates, Jalan Magelang, kemudian jalan menuju Tebing Breksi karena jalannya menanjak. Agar tidak terjadi kecelakaan, perlu personel yang ganjal kalau (kendaraan) mundur dan sebagainya," urainya.

Sedangkan dari pemetaan, jalan yang rawan kemacetan di Kabupaten Sleman saat libur Natal dan Tahun Baru ada di jalan nasional dan jalan provinsi.

Jalan rawan kemacetan dari pemetaan ada di Jalan Wates, Jalan Solo, Jalan Magelang, Jalan Godean, jalur ke Taman Tebing Breksi, dan jalan menuju destinasi wisata Kaliurang.

Dishub Sleman akan melakukan monitoring melalui Area Traffic Control System (ATCS). Ada sebanyak delapan ATCS yang saat ini dikendalikan oleh Dishub Kabupaten Sleman.

Baca juga: Kera Ekor Panjang Rusak Pertanian dan Warung di Lereng Merapi, BPBD Sleman Pasang Jebakan

Nantinya akan dilakukan pengaturan untuk kelancaran arus lalu lintas.

"Di puncak season nanti kami laksanakan tentunya pengaturan dan pengendalian lalu lintas, baik di simpang-simpang yang padat, di tempat wisata, dan kemudian pusat belanja," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau