YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial JK, berusia 23 tahun, ditangkap polisi setelah diduga membuat keonaran dalam keadaan mabuk di Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, pada Kamis (11/12/2025).
Peristiwa ini viral di media sosial setelah sebuah video yang menunjukkan pria tersebut sedang diamankan beredar luas.
Dalam video tersebut, pria itu terlihat berperilaku agresif, memukul setiap orang yang melintas.
Baca juga: Geng Motor Bikin Onar di Terisi Indramayu, Kabur Tinggalkan 4 Sajam dan 3 Motor
Keterangan dalam unggahan video menyebutkan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada tanggal yang sama dan menyatakan bahwa pihak berwajib segera turun tangan untuk mengamankan situasi.
Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Salamun, membenarkan adanya insiden tersebut.
Ia menjelaskan bahwa Polsek Gamping langsung merespons laporan masyarakat mengenai keributan yang ditimbulkan oleh pria tersebut.
"Personel Polsek Gamping melaksanakan cek TKP terkait laporan masyarakat tentang adanya seorang warga yang membuat keributan atau onar dalam kondisi mabuk," kata AKP Salamun melalui pesan WhatsApp.
Setelah tiba di lokasi, petugas segera mengamankan JK.
Menurut Salamun, JK merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.
"Petugas mengamankan seorang laki-laki berinisial JK, usia 23 tahun, mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta yang diduga membuat kegaduhan dalam keadaan dipengaruhi alkohol," ungkapnya.
Baca juga: Bikin Onar Dalam Bus, Pria Diduga ODGJ Diturunkan di Terminal Bungurasih Sidoarjo
Setelah diamankan, JK dibawa ke Polsek Gamping untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Yang bersangkutan dibawa ke Polsek Gamping untuk dilakukan pemeriksaan dan pembinaan lebih lanjut," tambah Salamun.
Polresta Sleman juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga ketertiban dan segera melaporkan jika menemukan potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di lingkungan mereka.
"Polresta Sleman mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga ketertiban serta segera melaporkan bila menemukan potensi gangguan kamtibmas di lingkungan masing-masing," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang