Gamelan Kanjeng Kiai Harjanagara adalah gamelan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras slendro yang digunakan untuk mengiringi Wayang Wong dan uyon-uyon.
Gamelan Kanjeng Kiai Harjamulya adalah gamelan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras pelog yang digunakan untuk mengiringi Wayang Wong dan uyon-uyon.
Gamelan Kanjeng Kiai Madumurti adalah gamelan pemberian seorang warga Yogyakarta keturunan Cina yang sangat mencintai budaya Jawa bernama Li Jing Kim kepada Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1930.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras slendro yang digunakan untuk mengiringi Wayang Wong dan uyon-uyon.
Gamelan Kanjeng Kiai Madumurti juga menjadi gamelan yang diberikan Li Jing Kim kepada Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1930.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras pelog yang digunakan untuk mengiringi Wayang Wong dan uyon-uyon.
Gamelan Kanjeng Kiai Sangumulya adalah gamelan yang dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 1998.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras pelog yang digunakan untuk mengiringi mengiringi beksan, wayang kulit, wayang golek, dan uyon-uyon.
Gamelan Kanjeng Kiai Sangumulya juga menjadi gamelan yang dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 1998.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras slendro yang digunakan untuk mengiringi mengiringi beksan, wayang kulit, wayang golek, dan uyon-uyon.
Nama gamelan Kanjeng Kiai Sangumulya dan Kanjeng Kiai Sangumukti berasal dari pertanyaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada putranya Sri Sultan Hamengku Buwono X tentang manakah yang ia inginkan, hidup mukti atau hidup mulya.
Penempatan Gangsa Ageng, kecuali Kanjeng Kiai Kancil Belik dan Kanjeng Kiai Surak, akan dirotasi tiap beberapa tahun untuk memastikan semuanya diperhatikan dan dirawat dengan baik
Sedang untuk Gamelan Kanjeng Kiai Kancil Belik berada di Gedhong Gangsa Lor, dan Gamelan Kanjeng Kiai Surak yang lebih tua, diletakkan di Gedhong Gangsa Kidul yang masing-masing berhadapan dengan Bangsal Kencana.
Untuk perawatan, Abdi Dalem Kanca Gendhing akan membersihkan salah satu dari gamelan tersebut setiap hari Jumat.
Tak hanya dibersihkan, gamelan juga akan diperiksa secara bergilir yang apabila ditemukan kerusakan maka akan segera dilakukan perbaikan.
Adapun bagian gamelan pusaka Keraton Yogyakarta yang tidak dapat diperbaiki akan dilebur untuk kemudian dibuat menjadi baru kembali tanpa mengubah unsur logam pembuatnya.
Sumber:
kratonjogja.id
yogyakarta.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.