Perangkat gamelan ini merupakan gamelan yang dibawa dari Kasunanan Surakarta setelah perjanjian Giyanti.
Gamelan Kanjeng Kiai Kancil Beli ditabuh untuk mengiring kedatangan Sultan pada upacara Ngabekten, mengiringi Krama Dalem (pernikahan Sultan), dan Supitan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (Putra Mahkota).
Gamelan Kanjeng Kiai Guntur Sari adalah gamelan yang termasuk dalam Gangsa Ageng yang berlaras pelog.
Perangkat gamelan ini merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Gamelan Kanjeng Kiai Guntur Sari digunakan untuk mengiringi tari Beksan Trunajaya, Hajad Dalem Supitan dan Tetesan, dan Prajurit Langenastra saat Garebeg Mulud.
Karena larasnya hampir sama dengan Gangsa Sekati, gamelan ini juga digunakan untuk latihan atau gladi resik sebelum acara Sekaten.
Gamelan Kanjeng Kiai Marikangen adalah gamelan yang termasuk dalam Gangsa Ageng yang berlaras slendro.
Perangkat gamelan ini merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Sebelumnya, Gamelan Kanjeng Kiai Marikangen digunakan untuk mengiringi prajurit putri Langenkusuma menuju alun-alun untuk berlatih perang.
Selanjutnya pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, gamelan ini digunakan untuk mengiringi tari Bedhaya, Wayang Wong (ringgit tiyang), dan wayang kulit (ringgit wacucal).
Gamelan Kanjeng Kiai Panji adalah gamelan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono V yang termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras pelog.
11. Gamelan Kanjeng Kiai Pusparana
Gamelan Kanjeng Kiai Pusparana adalah gamelan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono V yang termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras slendro.
Gamelan Kanjeng Kiai Madukintir adalah gamelan yang dibuat atas prakarsa Pangeran Purubaya, yang kemudian menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras slendro yang digunakan untuk mengiringi Wayang Wong, beksan (pertunjukan tari), dan uyon-uyon (karawitan).
Gamelan Kanjeng Kiai Siratmadu adalah gamelan yang dibuat atas prakarsa Pangeran Purbaya, yang kemudian menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras pelog yang digunakan untuk mengiringi Wayang Wong, beksan (pertunjukan tari), dan uyon-uyon (karawitan).
Gamelan Kanjeng Kiai Medharsih adalah gamelan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang diperkirakan didapatkan ketika beliau masih menjadi putra mahkota.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras slendro yang digunakan untuk mengiringi beksan, uyon-uyon, dan semacamnya.
Gamelan Kanjeng Kiai Mikatsih adalah gamelan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang diperkirakan didapatkan ketika beliau masih menjadi putra mahkota.
Gamelan ini termasuk dalam Gangsa Ageng dengan laras pelog yang digunakan untuk mengiringi beksan, uyon-uyon, dan semacamnya.