KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta dikenal memiliki banyak abdi dalem, salah satunya adalah abdi dalem Mertolulut.
Seperti abdi dalem lainnya yang bekerja dengan mengabdi kepada Keraton Yogyakarta, abdi dalem Mertolulut juga memiliki tugas tersendiri.
Baca juga: Busana Pranakan, Seragam Abdi Dalem di Keraton Yogyakarta
Dilansir dari laman kratonjogja.id, abdi dalem Mertolulut adalah abdi dalem Keraton Yogyakarta yang bertugas sebagai algojo yang melakukan hukuman gantung.
Dahulu, abdi dalem Mertolulut tinggal di Kampung Mertolulutan, yang kini secara administratif berada di wilayah Kecamatan Ngampilan.
Dilansir dari laman ngampilankel.jogjakota.go.id, sebutan Mertolulutan diambil dari kata merto dan lulut yang berarti sabar menunggu kematian.
Baca juga: 10 Nama Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta
Lebih lanjut, dikutip dari TribunJogja.com tempat abdi dalem Mertolulut bertugas dinamai Pacikeran.
Letaknya persis di sisi kiri maupun kanan, depan pintu dan tangga menuju Sitihinggil dari arah Pagelaran.
Sebutan Pacikeran berasal dari kata ciker atau potongan jari, sesuai keahlian mereka dalam memotong jari maling, kecu, begal, bandit yang tertangkap.
Baca juga: Mengenal Paes Ageng, Riasan Pengantin Khas Putri Keraton Yogyakarta
Saat ini, lokasi Pacikeran sebagai tugas Mertolulut masih bisa disaksikan dengan adanya dua rumah kecil dilengkapi dua patung manusia mengenakan pakaian adat Jawa untuk golongan abdi dalem.
Patung hampir seukuran manusia sungguhan itu mencitrakan sosok Mertolulut dengan kumis agak bapang, sementara yang klimis adalah sosok Singonegoro.
Abdi dalem Mertolulut tidak bertugas sendirian, namun ditemani abdi dalem Singonegoro, dengan pembagian tugas secara bergantian.
Hukuman yang terbilang ringan seperti potong tangan dilakukan Singonegoro, sementara eksekusi kelas berat seperti pancung dan gantung jadi tugas pokok Mertolulut.
Keberadaan abdi dalem Mertolulut dan Singonegoro diketahui ada sejak Sri Sultan HB l berkuasa, di mana hukuman yang diterapkan menggunakan prinsip-prinsip Syariat Islam.
"Hukumannya macam-macam. Pencuri ya potong tangan, pembunuh dan kelas berat lain dipancung. Itu tugasnya Mertolulut dan Singonegoro," kata Daliman, abdi dalem sekaligus pemandu kawasan wisata Keraton Yogyakarta kepada TribunJogja.com.
Sedangkan menurut Daliman, lokasi eksekusi dulu dilakukan di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, yang biasanya bertempat di antara dua pohon beringin yang ada di tengah lapangan.