Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah SD Yayasan Swasta Katolik di Gunungkidul, Dulu Ditunggu, Sekarang Dilupakan

Kompas.com - 21/06/2023, 16:07 WIB
Markus Yuwono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Bangunan sekolah usang

Tulisan SD Sanjaya Giring sudah mulai memudar, menandakan sekolah ini lama tidak diperbaiki.

Hal itu dibenarkan oleh Supama, karena keterbatasan operasional membuatnya tidak bisa berbuat banyak. 

Ada beberapa ruang sekolah yang bocor, mebeler sekolah yang sudah lama dan termakan usia membuat suasana SD ini seperti sekolah tahun 90-an. 

Salah seorang guru, Agustina Atik Ekawati mengatakan, dirinya bertugas di sekolah ini sejak tahun 2017, dan tidak mempermasalahkan honor yang diterimanya.

Selain menjadi guru, dirinya juga menjadi bendahara sekolah. 

Sebagai alumni sekolah ini, dia memiliki komitmen untuk tetap menjaga sekolah ini sampai kapanpun. 

"Lulusan dari sini sudah banyak, dan ada yang sukses di Jakarta," kata Atik.

Beberapa lulusan bahkan menduduki jabatan penting di perusahaan maupun instansi pemerintahan. Untuk itu, dirinya berharap sekolah ini tetap bisa berdiri.

Kisah SD Kanisus Bandung I, Padukuhan Nogosari, Kalurahan Bandung, Kapanewon Playen, lebih beruntung. Tahun ini ada tiga murid yang mendaftar. 

Namun, gedung sekolah berdiri sekitar tahun 1963 ini dulunya menjadi salah satu sekolah andalan kalurahan setempat. 

"Tapi, kemungkinan sekolah ini berdiri sejak tahun 1950 an," kata Plh Kepala Sekola SD K Bandung I Kristina Ekawati ditemui belum lama ini.

Baca juga: Marak Prosesi Wisuda untuk Kelulusan TK-SMA, DPRD Gunungkidul Berharap Dievaluasi

"Dulu ramai belum ada sekolah negeri dan swasta, bahkan yang tidak beragama Katolik pun sekolah di sini," kata dia. 

Saat ini, total ada 39 murid yang sekolah di SD yang berada di tengah pemukiman. 

"Yang lulus tahun ini ada lima orang, jadi tinggal 34 ditambah 3 yang masuk, jadi total ada 37 murid," kata Ekawati.

Dikatakannya, sekolah masih memberikan pelayanan seperti pada umumnya sekolah.

Guru masih lengkap, kecuali kepala sekolah belum ada yang definitif.

Selain banyak yang memilih sekolah negeri, sebagian warga sekitar sekolah juga memilih menyekolahkan anaknya di SD Kanisius Wonosari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com