Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah SD Yayasan Swasta Katolik di Gunungkidul, Dulu Ditunggu, Sekarang Dilupakan

Kompas.com - 21/06/2023, 16:07 WIB
Markus Yuwono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Muridnya hanya 6 orang

Total murid yang saat ini ada di SD Sanjaya Giring ada 6 orang.

Adapun kelas 1 yang naik ke kelas 2 ada dua orang, kelas 3 yang naik ke kelas 4 ada satu orang, dan murid kelas 5 yang naik ke kelas 6 ada tiga orang. 

"Sampai hari ini tidak ada yang mendaftar ke sekolah kami, dan total murid hanya 6 orang," kata dia.

Upaya dari pihak sekolah, kata Supama, terus dilakukan mulai dari berkomunikasi dengan TK.

Komunikasi ini sebenarnya cukup intens karena hampir seluruh guru TK di Giring merupakan alumni dari SD Sanjaya Giring. 

Baca juga: Tercatat 71 Kasus, Pernikahan Usia Anak di Yogyakarta Dipicu Hamil di Luar Nikah

Namun, apa daya, kebanyakan wali murid memilih untuk sekolah di SD Negeri atau swasta yang baru saja berdiri.

Padahal, untuk sekolah di SD Sanjaya tidak dipungut biaya, mendapatkan seragam gratis, hingga study tour

"Di sini sudah kami tawarkan dari masuk sampai lulus gratis," kata Supama. 

Tetap memberikan pelayanan maksimal

Supama menjamin, anak yang saat ini masih tersisa mendapatkan pelajaran yang maksimal. Mereka juga mendapatkan ekstrakurikuler tari dan pramuka. 

Pihak sekolah maupun yayasan bersepakat untuk tetap memberikan pelayanan kepada anak-anak. 

"Sampai kapanpun kami tetap akan memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar untuk mendapatkan pendidikan. Entah nantinya masih sekolah ataupun yang berhubungan dengan pendidikan," kata Supama, yang bertugas mulai tahun 2017.

Saat ini, ada tiga guru termasuk Supama, dan seorang penjaga sekolah. Mereka bekerja dobel jabatan, agar seluruh kegiatan bisa dilakukan. 

Diakuinya, untuk operasional sekolah pihaknya juga kerepotan, karena murid minim, berpengaruh terhadap bantuan operasional sekolah (BOS).

Baca juga: Kerja Bakti Bersama di Tamansiswa Simbol Perdamaian Antara Perguruan Silat dan Suporter Yogyakarta

BOS enam anak, total Rp 5,7 juta setiap tahunnya.  

Untuk tambahan operasional dan honor guru kebetulan ada donatur dari Jakarta.

Sekitar tiga tahun terakhir dapat bantuan Rp 1 juta, per bulan. 

"Honornya bapak ibu mengikuti uang yang datang itu, dan kebetulan saya yang PNS," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com