Selain dibutuhkan aturan yang jelas untuk mengatur Jalan Malioboro bersih dari PKL setelah relokasi, Dapri juga menilai lapak yang disediakan luasnya masih kurang memadai.
"Kecil banget, tapi lokasinya kan bagus banget," ucap dia.
PKL lainnya, Nurahman, yang setiap hari berjualan salak di depan Pasar Beringharjo mengungkapkan hanya bisa menerima relokasi.
Baca juga: Teras Malioboro Satu dan Dua, Nama dari Sultan HB X untuk Tempat Relokasi PKL
Dia berharap tempat baru ini tetap dikunjungi oleh wisatawan yang datang berkunjung ke Malioboro.
"Sultan kan sudah nunggu 18 tahun, ya manut saja. Tempatnya bagus, yang penting nanti laris," kata dia.
Menurut dia, kondisi PKL sekarang baru mulai bangkit karena terdampak pandemi Covid-19.
Selama satu setengah tahun, dia tidak bisa berjualan dan harus banting stir menjadi 'pak ogah' di Jalan Magelang.
"Saat pandemi satu setengah tahun enggak jualan, terus bantuin orang menyebrang di sekitar Jalan Magelang. Kalau ada yang ngasih ya diterima, intinya bantuin," katanya.
Baca juga: Ada Permintaan Tunda Relokasi PKL Malioboro, Sultan HB X: Saya Sudah Nunggu 18 Tahun
Dia mendapatkan tempat lapak di lantai tiga Teras Malioboro, mendapatkan lantai tiga juga membuatnya khawatir.
Dia khawatir wisatawan yang berkunjung tidak sampai naik ke lantai tiga.
"Ya itu ada ketakutan. Tapi kan nanti ada petugas yang mengarahkan wisatawan yang membutuhkan oleh-oleh. Aku baru liat lokasinya ini," kata dia.