YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima (PKL) Jalan Malioboro Yogyakarta mulai melihat langsung tempat relokasinya, Teras Malioboro Satu.
Mereka mulai memeriksa kondisi tempat akan berjualan nantinya.
Pantauan Kompas.com, beberapa PKL Malioboro berkeliling Teras Malioboro Satu melihat secara langsung bentuk lapak-lapak yang disediakan.
Baca juga: Teras Malioboro Satu Diresmikan, Ini Fasilitas yang Disediakan
Beberapa dari mereka coba membuka storage dan memeriksa kapasitas yang tersedia.
Gedung berlantai 3 ini diisi lapak lapak berukuran sekitar 1 meter, tiap lapak diberi nomor. PKL Malioboro menempati lokasi lapak dengan cara undian.
Salah satu PKL Malioboro, Dapri Well, merasa terkesan dengan lokasi Teras Malioboro Satu.
Dia mendapatkan undian lapak di lantai 2 Teras Malioboro Satu.
Dapri tidak mempermasalahkan kalau mendapatkan lapak di lokasi lantai dua.
Baca juga: Teras Malioboro Satu dan Dua Diresmikan Sultan, PKL Tak Perlu Bayar Pajak Selama Satu Tahun Anggaran
Hanya saja, dia mengharapkan konsistensi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakara (DIY) untuk membuat aturan setelah PKL Malioboro direlokasi ke Teras Malioboro Satu.
"Bagus tempatnya nyaman dari pada di depan. Kalau nanti toko membuka lapak seperti PKL ya berbahaya," katanya ditemui Kompas.com di Teras Malioboro Satu, Sabtu (29/1/2022).
"Harus bersih semua, kalau toko bikin kaya kita yang lama ya percuma," imbuh dia.
Selain dibutuhkan aturan yang jelas untuk mengatur Jalan Malioboro bersih dari PKL setelah relokasi, Dapri juga menilai lapak yang disediakan luasnya masih kurang memadai.
"Kecil banget, tapi lokasinya kan bagus banget," ucap dia.
PKL lainnya, Nurahman, yang setiap hari berjualan salak di depan Pasar Beringharjo mengungkapkan hanya bisa menerima relokasi.
Baca juga: Teras Malioboro Satu dan Dua, Nama dari Sultan HB X untuk Tempat Relokasi PKL
Dia berharap tempat baru ini tetap dikunjungi oleh wisatawan yang datang berkunjung ke Malioboro.
"Sultan kan sudah nunggu 18 tahun, ya manut saja. Tempatnya bagus, yang penting nanti laris," kata dia.
Menurut dia, kondisi PKL sekarang baru mulai bangkit karena terdampak pandemi Covid-19.
Selama satu setengah tahun, dia tidak bisa berjualan dan harus banting stir menjadi 'pak ogah' di Jalan Magelang.
"Saat pandemi satu setengah tahun enggak jualan, terus bantuin orang menyebrang di sekitar Jalan Magelang. Kalau ada yang ngasih ya diterima, intinya bantuin," katanya.
Baca juga: Ada Permintaan Tunda Relokasi PKL Malioboro, Sultan HB X: Saya Sudah Nunggu 18 Tahun
Dia mendapatkan tempat lapak di lantai tiga Teras Malioboro, mendapatkan lantai tiga juga membuatnya khawatir.
Dia khawatir wisatawan yang berkunjung tidak sampai naik ke lantai tiga.
"Ya itu ada ketakutan. Tapi kan nanti ada petugas yang mengarahkan wisatawan yang membutuhkan oleh-oleh. Aku baru liat lokasinya ini," kata dia.
Parianto, PKL Malioboro lain mengungkapkan, lokasi yang disediakan oleh Pemerintah DIY nyaman.
Namun, untuk mencari nafkah pada awal-awal pindah akan susah.
Baca juga: Jika Tempat Relokasi Tak Layak, PKL Malioboro Ancam Kembali ke Tempat Semula
"Kalau di depan atau luar, orang lewat lihat barang bisa menarik pembeli. Kalau di sini enggak ada niat beli ya enggak naik," kata dia yang tiap harinya berjualan aksesori.
"Kalau baru-baru ini akan susah kalau ke depan ya enggak tahu. Ini tempatnya terlalu istimewa bagi PKL," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.