YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal mengevaluasi tiga sekolah yang kekurangan murid pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Ketiga SMA tersebut adalah di SMA 1 Rongkop Gunungkidul, SMA 1 Kokap, dan SMA 1 Samigaluh Kabupaten Kulon Progo.
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya mengatakan bahwa ketiga sekolah tersebut sudah mengalami kekurangan selama tiga tahun terakhir.
Ke depan Disdikpora DIY bakal melakukan evaluasi terkait hal ini.
“PPDB (SMA) sudah selesai kalau SMA kekurangan murid sudah kita prediksi di awal ya masih ada di SMA Rongkop, SMA 1 Samigaluh, dan SMA Kokap kita sudah prediksi kalau akan kekurangan murid,” jelas Didik saat dihubungi, Senin (1/7/2024).
Baca juga: 17 SDN di Semarang Masih Kekurangan Murid, Mana Saja?
Baca juga: Kronologi Penemuan Penggunaan Piagam Palsu di PPDB Jateng 2024
Didik menambahkan, untuk SMA 1 Rongkop kekurangan sebanyak 23 siswa, sedangkan SMA di Samigaluh dan Kokap kekurangan murid kurang lebih 2 rombongan belajar (rombel). Karena jumlahnya yang relatif banyak, Disdikpora DIY akan melakukan evaluasi.
“Hampir dua rombel makanya kita perlu melakukan evaluasi apakah ke depan mengurangi rombel,” kata dia.
“Kita kurangi rombel ya bisa, pengalaman tiga tahun terakhir kurang dan kurangnya signifikan,” sambungnya.
Baca juga: Diduga Pakai Piagam Palsu, 25 Calon Siswa di SMAN 3 Semarang Terancam Tereliminasi
Didik menyebutkan, ada beberapa hal yang mempengaruhi ketiga sekolah tersebut mengalami kekurangan murid.
Pertama adalah dari sisi geografis ketiga sekolah itu berada di atas bukit sehingga membuat siswa-siswa lebih memilih sekolah yang berada di bawah bukit. Ditambah lagi pada PPDB kali ini siswa diberi keleluasaan memilih 3 pilihan sekolah.
“Kokap dan Samigaluh itu kan di atas, jadi ada sebagian (siswa) memilih di bawah, karena ada kesempatan memilih sekolah di bawah,” kata dia.
Baca juga: Kronologi Penemuan Penggunaan Piagam Palsu di PPDB Jateng 2024
Lanjut Didik, penyebab lainnya adalah populasi anak-anak di umur SMP lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kuota yang ada di sekolah, sehingga membuat sekolah kekurangan murid.
“Secara umum populasinya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kursinya,” kata dia.
Sedangkan di tingkat SMK lanjutnya, juga ada beberapa yang mengalami kekurangan murid tetapi kebanyakan SMK yang kekurangan murid adalah yang membuka jurusan-jurusan yang kurang populer.
“Ke depan bisa buka tutup jurusan kan memungkinkan maka itu bentuk evaluasi, tetapi harus mengikuti atau mempertimbangkan alat pendukungnya kalau ganti jurusan itu yang kita evaluasi,” tutup dia.
Baca juga: Ditemukan Pemalsuan Piagam di PPDB Kota Semarang, Polisi: Sudah Penyelidikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.