Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Guru di Sleman Diberi Kado Perpisahan HP oleh Muridnya, Selama Ini Pakai Ponsel Layar Retak

Kompas.com, 14 Juni 2024, 11:52 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Momen seorang guru mendapatkan kado perpisahan dari muridnya viral di media sosial. Kado tersebut diberikan oleh para murid saat acara wisuda sekolah.

Video tersebut diunggah di media sosial Tiktok akun @classicoOne. Di dalam video tampak seorang guru mengenakan jas duduk di kursi.

Para murid yang ada di sampingnya kemudian memberikan kado. Guru tersebut oleh para muridnya lantas diminta untuk membuka kado itu.

Saat dibuka, ternyata kado tersebut berisi ponsel. Setelah itu, guru tersebut tampak menunjukan ponsel miliknya yang kondisi layarnya sudah retak.

Baca juga: Beri Efek Jera, Warga Mendungan Yogyakarta Pajang Foto Pembuang Sampah Sembarangan di Jalan

Di dalam unggahan video tersebut ditulis "gift terakhir untuk wali kelas".

Kemudian, di unggahan tersebut juga ditulis, "Hadiah terbaik di dunia ini pun tidak akan setara dengan jasa yang sudah diberikan bapak selama ini untuk kami, terimakasih banyak pa musrin sudah menjadi wali dalam segala hal dan tidak pernah mengecewakan kami yang selalu membutuhkan peranmu di sekolah, segala doa baik kami panjatkan selalu untuk mu -mamber ipa 1 " bunyi tulisan di unggahan akun @classicoOne tersebut.

Diketahui, momen tersebut saat siswa MAN 3 Sleman mengelar wisuda di Grha Sabha Pramana UGM, pada Rabu (8/5/2024) lalu.

Guru yang mendapat kado tersebut bernama Musrin yang merupakan wali kelas IPA 1 MAN 3 Sleman.

Sedangkan siswa yang memberikan kado merupakan para murid kelas IPA 1.

"Iya, itu di acara wisuda purna siswa MAN 3 Sleman yang kebetulan bertempat di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu 8 Mei 2024," ujar Musrin (50), Kamis (13/6/2024).

Musrin mengaku tidak menyangka para muridnya akan memberikan kado berupa ponsel kepadanya.

Di dalam hati kecilnya tidak pernah mengharapkan apapun dari murid-muridnya.

"Awalnya amat sangat tidak disangka-sangka dan jauh dari bayangan saya. Amat sangat jauh, tidak ada dalam hati kecil itu nanti siswa akan memberi apa," tutur dia.

Musrin mengatakan, saat itu, setelah selesai wisuda, kemudian para murid kelas IPA 1 itu mendekatinya.

Kemudian, mereka menyampaikan jika ingin bertemu. Setelah itu, mereka lantas memberikan kado kepadanya.

Baca juga: 291 Bus Study Tour Diperiksa Dishub Sleman, 3 Unit Tak Diizinkan Jalan karena Masalah Rem

"Ya itu, pokoknya ini dari kami wajib bapak terima, wajib bapak buka di sini," ucap Musrin, mengulang kata-kata dari para muridnya.

Saat membuka kado tersebut, lanjut Musrin, memang ada beberapa murid yang mendokumentasikan dengan video. Setelah dibuka, ternyata isi kado perpisahan tersebut adalah ponsel.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau