Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Hati Pembeli Unit Rumah di Atas Tanah Kas Desa yang Disegel, Nasib Tak Jelas dan Waswas Uang Hilang

Kompas.com - 08/05/2023, 05:17 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Di sebutkan, jika lokasi tersebut akan dijadikan kawasan objek wisata terpadu.

Baca juga: Satpol PP DIY Segel 5 Perumahan yang Salah Gunakan Tanah Kas Desa

Bangunan berbentuk rumah yang disebutkan sebagai vila dibangun dalam rangka mendukung kawasan objek wisat tersebut. Vila-vila tersebut ditawarkan dalam bentuk investasi.

Orang yang mengambil unit rumah tersebut, kemudian diberi Surat Perikatan Investasi (SPI).

"Vila-vila ini nanti untuk mendukung perekonomian bisa disewakan, bisa ditempati sendiri, ada penjelasan seperti itu. Bisa disewakan langsung, atau lewat manajemen" urainya.

"Jangka waktunya 20 tahun sejak ditandatangani SPI dan bisa diperpanjang hanya dengan membayar biaya notaris saja," imbuhnya.

AM mengaku tidak curiga karena merasa legalitasnya terjamin. Sebab proses penandatanganan Surat Perikatan Investasi (SPI) dilakukan di depan notaris.

"Bahkan di dalam SPI yang di depan notaris yang kami tanda tangani antara direkturnya sini itu menyebutkan surat dari Badan Pertanahan, dari Bappeda, SK gubernur dan segala macam, yang seakan-akan ini ada tanah, silakan di kelola tapi harus digunakan untuk seperti ini," ucapnya.

Baca juga: Uang Sewa Lahan Sultan Ground dan Tanah Kas Desa Terdampak Tol Masuk Keraton Yogyakarta dan APBD Kelurahan

AM pun kembali mendapatkan tawaran untuk mengambil satu unit lagi. Merasa yakin dengan legalitasnya, AM memutuskan untuk mengambil satu unit dengan harga Rp 130 juta.

Namun, di luar dugaan apa yang dijanjikan tidak terlaksana. Bangunan yang diambilnya tersebut tidak kunjung selesai atau mangkrak.

AM mengungkapkan saat ini pembangunan di lokasi tersebut berhenti. Namun, tidak ada penjelasan dari pihak pengembang terkait hal tersebut. Beberapa konsumen juga telah berusaha menanyakan tapi tidak mendapatkan jawaban yang jelas.

"Seperti ini kan pembangunan berhenti, sepertinya mereka-mereka sudah bayar. Tapi tidak ada penjelasan secara patut, kenapa berhenti. Ketika ditanyakan, dikomunikasikan baik-baik, ada statement ini rahasia perusahaan," tegasnya.

Sementara itu, pembeli lain berinisial T mengatakan pembangunan di atas tanah kas desa itu dilakukan dengan menggunakan beberapa alat berat. Bahkan truk-truk keluar masuk lokasi proyek pembangunan.

Baca juga: Tidak Ada Tukar Guling Bagi Tanah Kas Desa di Yogyakarta yang Terdampak Tol

"Kala itu di waktu 2020, 2021 di sini keluar masuk truk, backhoe (alat berat). Itu (backhoe) nggak cuma satu atau dua," ucapnya.

Selama proses pembagunan tersebut, tidak ada dari pihak-pihak pemerintah yang menghentikan. Prosesnya terus berjalan, sehingga T merasa pembangunan proyek di atas tanah kas desa ini tidak bermasalah.

"Ya otomatis kan saya, warga nggak papa, lurah tidak protes. Berarti ini legal, gitu lho," tandasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com