Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki Tembak Aplikasi PeduliLindungi Ditangkap, Pengawasan Nakes Bertugas Isi Data Diperketat

Kompas.com, 23 Februari 2023, 15:10 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pada Rabu (22/2/2023) lalu Polresta Yogyakarta menangkap pelaku joki isi data vaksin asal dalam aplikasi Peduli Lindungi asal Pontianak.

Dengan adanya temuan kasus ini, Satgas Vaksin Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan memperketat pengawasan nakes dalam pengisian data pada aplikasi Peduli Lindung.

Jasa pengisian data vaksin dalam aplikasi Peduli Lindungi ini membuat seseorang tidak dapat suntikan vaksin tetapi tercatat sudah mendapatkan vaksin pada Peduli Lidungi.

Baca juga: Joki Tembak Data Vaksinasi di PeduliLindungi, Dinkes Kota Yogyakarta Sebut Tak Bisa Batalkan Data Vaksin

Ketua Satgas Percepatan Vaksinasi DIY, Sumadi mengatakan pihaknya akan memperketat pengawasan pada tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas untuk menginput data.

"Iya jelas memperketat kalau ada datanya kami diberi biar kita tracing," kata Sumadi saat dihubungi, Kamis (23/2/2023).

Sumadi menegaskan, jika nantinya ditemukan nakes yang nekat sebagai joki pengisi data vaksinasi Peduli Lindungi maka pihaknya tidak segan-segan memberikan sanksi.

"Ada sanksinya, kalau nanti ada datanya siapa kita akan selidiki kita akan mintakan pada unit atasannya untuk diperiksa biar tidak jadi pengulangan masa aparat koyo ngono (masa aparat seperti itu) kan enggak benar," jelas dia.

Sumadi khawatir jika muncul praktik-praktik joki isi data vaksin pada Peduli Lindungi ini, data yang didapat oleh pemerintah tidak valid, karena pengisian datanya dilakukan tidak dengan benar yakni tidak menyuntikkan vaksin.

"Datanya tidak aktif (valid) ya tidak sesuai dengan yang diharapkan, artinya untuk pelaksanaan selanjutnya kan tidak mendasarkan data yang benar," katanya.

Baca juga: Pelaku Tembak Data PeduliLindungi Punya 200 Klien di Indonesia, Untung Rp 40 Juta Sebagian Disedekahkan

Sampai saat ini, sambung Sumadi, belum ada laporan di Yogyakarta terkait temuan joki isi data ini. Namun, ia berkeyakinan nakes di DIY sudah melakukan tugasnya dengan profesional.

"Saya punya keyakinan teman-teman kami sudah profesional benar," ucapnya.

Sebelumnya, Jajaran Polresta Yogyakarta mengamankan satu orang berinisial HA (27) asal Pontianak, Kalimantan Barat yang nekat sebagai calo tembak data aplikasi Peduli Lindungi.

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevada menjelaskan pengungkapan kasus ini bermula saat tim Tipiter Polresta Yogyakarta melakukan patroli siber pada 5 November 2022.

Dari hasil operasi siber tersebut tim Tipiter menemukan satu akun yang menjual jasa pengisian data aplikasi Peduli Lindungi atau data vaksinasi. Atas dasar tersebut, Polresta Yogyakarta melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Dalam pengungkapan kasus. menemukan akun Facebook dengan nama Orange Pelosok yang diduga pelaku. Pelaku ini (HA) diketahui sebagai tenaga honorer di satu dinas di Kalimantan," ujar Archye saat ditemui di Polresta Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).

Pelaku HA ditangkap pada tanggal 24 Januari oleh tim Tipiter Polresta Yogyakarta di Kalimantan Barat, dari keterangan pelaku HA menjual jasa tembak vaksin dengan beragam harga.

"Vaksin pertama dihargai Rp 300.000, vaksin kedua Rp 300.000, vaksin booster 400.000. Serta ada paket tembak vaksin satu dan dua Rp 500.000, dan paket lengkap Rp 800.000," beber Archye.

Ia menambahkan pelaku memiliki akses untuk mencatatkan data diri seseorang ke aplikasi Peduli Lindungi karena pelaku merupakan tenaga honorer di Kalimantan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau