KULON PROGO, KOMPAS.com – Suparni yang sudah berusia lanjut hidup mandiri di tepi jalan Pengasih–Nanggulan pada Pedukuhan Sadang, Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam usia lebih seabad, Mbah Parni–nama panggilannya, semakin terkenal dan namanya viral di media sosial dan elektronik.
Terlebih lagi karena dalam setiap perbincangan ia selalu menyelipkan wejangan agar orang itu tidak mudah emosi, panjang sabar, dan tidak perlu berpikir ribet.
Itu pula resep yang membuat umur bisa panjang.
Baca juga: Lubang Raksasa di Samping Rumah Mbah Karyo Dimejo, BPBD Kulon Progo Bakal Datangkan Peneliti
“Sing sabar sing temen. Kalih uwong ampun pekok, wong pekok mboten ilok. Mikul mboten pening-pening. Yen nalar, mboten semeleh. Dolan namun konco tukar tampur (yang sabar sungguh-sunggguh. Orang jangan jadi mudah emosi, orang emosi tidak baik. Kalau mengalami kesulitan, jangan berpikir ribet. Berpikir lurus saja. Santai saja. Kalau stres melanda, mainlah dan cari hiburan),” kata Mbah Parni, di rumahnya, pada Rabu (26/7/2023).
Suparni kelahiran Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ia pindah ke Tanjungharjo pada 1945.
Menurut pengakuannya, ia sudah berusia 136 tahun. Generasi sebelumnya, kata Suparni, juga berumur panjang, seperti kakeknya yang konon berusia lebih dari 160 tahun, bapaknya 126 tahun.
Angka itu memang klaim yang perlu pembuktian.
Tidak ada administrasi kependudukan masa lalu, Mbah Parni hanya mengandalkan ingatan pada usia diri sendiri.
Namun, bila mengacu KTP pada masa kini, lansia ini tercatat kelahiran 1927, artinya berusia 96 tahun.