"Wah mengolah lahan pasir itu lebih mudah dibandingkan yang tanah. Tapi kalau di lahan pasir harus menggunakan pupuk kandang. Setiap mau menanam harus menggunakan pupuk kandang," kata seorang petani lahan pasir Trisno Atmojo.
Dikatakannya, pertanian lahan pasir untuk sekali menanam padi, palawija, hingga sayuran seperti cabai, selada, kangkung, hingga tomat.
"Sekarang cabai, tapi ya harganya cenderung anjlok," kata dia.
Baca juga: Bersepeda di Kalimundu, Bantul, Belajar Sejarah hingga Melihat Potensi Keindahan Lokal
Dukuh Karanganyar, Mustafa mengatakan luasan lahan di Gadingharjo, ada sekitar 11 hektar, berbatasan langsung dengan Srigading, dan Gadingsari.
"Tanaman padi satu kali, terus palawija tumpangsari, bawang merah, dan cabai. Disisipi sayuran sawi, kangkung dan sebagainya," kata dia
80 persen, dari penduduk Karanganyar sekitar 1250 an merupakan petani lahan pasir. Sebagian kecil petani tanah liat, sehingga kurang bagus.
"Lahan pasir, untuk pengolahan lahan kimianya sedikit. Pupuk kandang diperbanyak untuk menahan air," ucap Mustafa.
Gadingharjo sebentar lagi akan banyak dilirik warga luar daerah karena akan digunakan sebagai lokasi perhelatan musik Ngayogjazz pada 16 November 2024 mendatang. Saat ini sejumlah persiapan sudah dilakukan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang