YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para calon wakil Bupati Bantul, DI Yogyakarta, menjawab beberapa pertanyaan yang disiapkan panelis mengenai permasalahan di Bumi Projotamansari saat debat Pilkada Bantul yang digelar di Studio TVRI Yogyakarta, Jumat (8/11/2024).
Setiap calon Wakil Bupati diberikan pertanyaan berbeda oleh moderator debat Aryo Bagus dan Karmila Salsabela.
Calon Wakil Bupati nomor urut 2 Aris Suharyanta menjawab pertanyaan mengenai persoalan prostitusi yang meresahkan.
Aris mengatakan, akan menegakkan Perda nomor 5 tahun 2007 yang mengatur larangan pelacuran secara tegas.
Jika dibutuhkan, kata dia, ia dan pasangannya calon bupati Abdul Halim Muslih, akan berkomunikasi dengan DPRD Bantul yntuk mengubah perda tersebut agar bisa mengakomodasi larangan pelacuran online.
"Pemerintah Daerah harus proaktif bekerja sama dengan kelurahan dan aparat penegak hukum untuk sosialisasi nilai-nilai agama dan risiko penyakit menular karena prostitusi offline dan online," kata Aris
"Secara rutin pemerintah daerah akan melakukan, mempelajari, kenapa ada pelacuran itu tentu saja dari perekonomian yang rendah. Sehingga dari situ pemerintah daerah harus andil untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakatnya agar tidak terjerumus dengan prostitusi, karena prostusi itu permasalahan ekonomi kebanyakan," kata dia.
Sementara wakil bupati nomor urut 3 Rony Wijaya Indra Gunawan mendapatkan pertanyaan mengenai langkah menghadapi peredaran minuman keras yang sudah meresahkan di Kabupaten Bantul.
Rony mengakui peredaran miras masif dan mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kabupaten Bantul.
Rony berjanji, ia pasangannya, Joko B Purnomo, apabila nanti terpilih akan menegakkan peraturan yang sesuai dengan peraturan daerah yang sudah berjalan dan disesuaikan dengan Instruksi Gubernur DI Yogyakarta terkait miras.
Baca juga: Malam ini Debat Putaran Kedua Pilkada Bantul, Ini Temanya
"Sehingga penjualan miras itu adalah ada yang di tempat-tempat yang telah ditentukan dan legal yang di sesuai dengan Instruksi Gubernur. Yang kedua adalah peningkatan jaga warga di RT-RT maupun kelurahan agar jangan sampai peredaran miras sampai pada dusun-dusun hingga di kelurahan," kata Rony.
Selanjutnya peningkatan fokus kegiatan ibadah, kaum rois, guru ngaji, hingga tokoh setempat untuk memberikan pengertian.
"Hal yang pasti yang mudah dilakukan adalah bagaimana pencegahan bupati dalam hal ini untuk tidak asal menandatangani ketika sebuah OSS belum berkomitmen sehingga satpol PP harus terus ditegakkan di lapangan," kata dia.
Calon wakil Bupati Nomor urut 1 Wahyudi Anggoro Hadi, mendapatkan pertanyaan mengenai pendidikan, banyaknya kasus bullying, klitih, hingga pelecehan verbal maupun non verbal.
Ia juga ditanya soal, pergaulan bebas yang bisa mengakibatkan anak putus sekolah. Selain itu solusi gaji guru honorer yang masih rendah.
Wahyudi mengatakan, pihaknya berkeyakinan untuk mendidik anak dibutuhkan keterlibatan keluarga dan masyarakat.
Baca juga: Rekonstruksi Pengeroyokan Pelajar hingga Tewas di Bantul, Korban Dianiaya Usai Kecelakaan Lalin
Menurutnya, pelibatan masyarakat dan keluarga adalah kunci untuk menjadikan pendidikan lebih berkualitas.
Adapun untuk gaji guru honorer, ia akan meredesain anggaran untuk tenaga harian lepas (THL).
"Sehingga memungkinkan kita untuk meningkatkan kesejahteraan dari para guru honorer baik yang bekerja di lingkungan kementerian agama maupun kementerian pendidikan baik guru-guru honorer yang ada di lingkungan sekolah swasta maupun yang ada di sekolah negeri," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang