Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Bantul, Pandangan 3 Cawabup Bantul tentang Prostitusi, Miras, dan Pendidikan

Kompas.com, 8 November 2024, 23:55 WIB
Markus Yuwono,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para calon wakil Bupati Bantul, DI Yogyakarta, menjawab beberapa pertanyaan yang disiapkan panelis mengenai permasalahan di Bumi Projotamansari saat debat Pilkada Bantul yang digelar di Studio TVRI Yogyakarta, Jumat (8/11/2024).

Setiap calon Wakil Bupati diberikan pertanyaan berbeda oleh moderator debat Aryo Bagus dan Karmila Salsabela.

Calon Wakil Bupati nomor urut 2 Aris Suharyanta menjawab pertanyaan mengenai persoalan prostitusi yang meresahkan.

Aris mengatakan, akan menegakkan Perda nomor 5 tahun 2007 yang mengatur larangan pelacuran secara tegas.

Jika dibutuhkan, kata dia, ia dan pasangannya calon bupati Abdul Halim Muslih, akan berkomunikasi dengan DPRD Bantul yntuk mengubah perda tersebut agar bisa mengakomodasi larangan pelacuran online. 

"Pemerintah Daerah harus proaktif bekerja sama dengan kelurahan dan aparat penegak hukum untuk sosialisasi nilai-nilai agama dan risiko penyakit menular karena prostitusi offline dan online," kata Aris

"Secara rutin pemerintah daerah akan melakukan, mempelajari, kenapa ada pelacuran itu tentu saja dari perekonomian yang rendah. Sehingga dari situ pemerintah daerah harus andil untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakatnya agar tidak terjerumus dengan prostitusi, karena prostusi itu permasalahan ekonomi kebanyakan," kata dia.

Cawabup Rony Wijaya Indra Gunawan


Sementara wakil bupati nomor urut 3 Rony Wijaya Indra Gunawan mendapatkan pertanyaan mengenai langkah menghadapi peredaran minuman keras yang sudah meresahkan di Kabupaten Bantul.

Rony mengakui peredaran miras masif dan mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kabupaten Bantul.

Rony berjanji, ia pasangannya, Joko B Purnomo, apabila nanti terpilih akan menegakkan peraturan yang sesuai dengan peraturan daerah yang sudah berjalan dan disesuaikan dengan Instruksi Gubernur DI Yogyakarta terkait miras.

Baca juga: Malam ini Debat Putaran Kedua Pilkada Bantul, Ini Temanya

"Sehingga penjualan miras itu adalah ada yang di tempat-tempat yang telah ditentukan dan legal yang di sesuai dengan Instruksi Gubernur. Yang kedua adalah peningkatan jaga warga di RT-RT maupun kelurahan agar jangan sampai peredaran miras sampai pada dusun-dusun hingga di kelurahan," kata Rony.

Selanjutnya peningkatan fokus kegiatan ibadah, kaum rois, guru ngaji, hingga tokoh setempat untuk memberikan pengertian.

"Hal yang pasti yang mudah dilakukan adalah bagaimana pencegahan bupati dalam hal ini untuk tidak asal menandatangani ketika sebuah OSS belum berkomitmen sehingga satpol PP harus terus ditegakkan di lapangan," kata dia.

Cawabup Wahyudi Anggoro Hadi

Calon wakil Bupati Nomor urut 1 Wahyudi Anggoro Hadi, mendapatkan pertanyaan mengenai pendidikan, banyaknya kasus bullying, klitih, hingga pelecehan verbal maupun non verbal.

Ia juga ditanya soal, pergaulan bebas yang bisa mengakibatkan anak putus sekolah. Selain itu solusi gaji guru honorer yang masih rendah. 

Wahyudi mengatakan, pihaknya berkeyakinan untuk mendidik anak dibutuhkan keterlibatan keluarga dan masyarakat.

Baca juga: Rekonstruksi Pengeroyokan Pelajar hingga Tewas di Bantul, Korban Dianiaya Usai Kecelakaan Lalin

Menurutnya, pelibatan masyarakat dan keluarga adalah kunci untuk menjadikan pendidikan lebih berkualitas. 

Adapun untuk gaji guru honorer, ia akan meredesain anggaran untuk tenaga harian lepas (THL).

"Sehingga memungkinkan kita untuk meningkatkan kesejahteraan dari para guru honorer baik yang bekerja di lingkungan kementerian agama maupun kementerian pendidikan baik guru-guru honorer yang ada di lingkungan sekolah swasta maupun yang ada di sekolah negeri," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau