KOMPAS.com - Sebanyak tiga sekolah menengah atas (SMA) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kekurangan murid pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024/2025.
Ketiga SMA tersebut yakni SMA 1 Rongkop Gunungkidul, SMA 1 Kokap, dan SMA 1 Samigaluh di Kabupaten Kulon Progo.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan, ketiga sekolah tersebut sudah mengalami kekurangan murid/siswa selama tiga tahun terakhir.
Baca juga: Disdikpora Kota Yogyakarta Keluarkan SOP Study Tour, Apa Saja Isinya?
Didik merincikan, untuk SMA 1 Rongkop kekurangan sebanyak 23 siswa, sementara SMA Kokap dan Samigaluh kekurangan murid kurang lebih dua rombongan belajar (rombel).
"Makanya kita perlu melakukan evaluasi apakah ke depan mengurangi rombel. Pengalaman tiga tahun terakhir kurang dan kurangnya signifikan," ujarnya, Senin (1/7/2024).
Didik menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat ketiga sekolah tersebut mengalami kekurangan murid.
Baca juga: PPDB Kota Yogyakarta 2024, Sekolah Dilarang Jual Beli Seragam, Buku, dkk
Baca juga: 70.000 Calon Siswa Miskin di Jateng Kesulitan Daftar PPDB Jalur Afirmasi, Mengapa?
Penyebab pertama yakni dari sisi geografis, ketiga sekolah tersebut berada di atas bukit sehingga membuat siswa lebih memilih sekolah yang berada di bawah bukit. Ditambah pada PPDB kali ini siswa diberikan keleluasaan memilih 3 pilihan sekolah.
"Kokap dan Samigaluh itu kan di tas, jadi ada sebagian (siswa) memilih di bawah, karena ada kesempatan memilih sekolah di bawah," katanya lagi.
Penyebab lainnya, populasi anak-anak umur SMP di sekitar ketiga sekolah tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kuota yang ada di sekolah, sehingga membuat sekolah kekurangan murid.
"Secara umum, populasinya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kursinya," beber dia.
Baca juga: Kronologi Penemuan Penggunaan Piagam Palsu di PPDB Jateng 2024
Selain SMA, beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) juga mengalami kekurangan murid. Akan tetapi, hal itu dipicu lantaran kurang populernya jurusan-jurusan yang dibuka.
Ke depan, pihaknya berharap ada evalusi terkait jurusan-jurusan yang dibuka di SMK.
"Buka tutup jurusan kan memungkinkan. Maka, itu bentuk evaluasi tetapi juga harus mengikuti atau mempertimbangkan alat pendukungnya," pungkasnya.
Baca juga: 8 Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran 2023, Lulus Bisa Jadi CPNS
(Penulis: Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Sari Hardiyanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.