KOMPAS.com - CGP (19), warga Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta ditangkap atas kasus pembunuhan bocah 9 tahun berinisial M.
Oleh pelaku, M dicekik dan ditenggelamkan di di kolam sumber mata air daerah Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Dari hasil penyelidikan polisi, pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena kesal kerap dijaili oleh bocah sembilan tahun itu.
Kasus tersebut terjadi pada Sabtu (24/2/2024). Hari itu sekitar pukul 14.35 WIB, korban pamit keluar rumah seorang untuk bermain sepeda.
Baca juga: Kesal Sering Dijaili, Pemuda di Sleman Bunuh Bocah 9 Tahun
Saat hujan turun, korban tak kunjung pulang ke rumah. Karena panik, sang ibu dan kakak keliling kampung dengan menaiki motor untuk mencari M.
Ketika melintasi jalan kampung di dekat kolam sumber air, kakak korban mendengar suara orang berteriak memanggil nama M.
Sang kakak kemudian mendatangi suara saksi dan melihat tubuh adiknya mengapung di kolam.
"Korban ditolong, dibopong oleh kakak korban. Pada saat itu sempat diberikan bantuan pernapasan, namun tidak bisa," kata Kapolsek Ngaglik, Kompol Mashuri di Mapolresta Sleman, Rabu (6/3/2024
"Diperkirakan saat itu, korban sudah meninggal dunia," tambah dia.
Baca juga: Pamit Cari Makan, Kakek di Sleman Ditemukan Meninggal di Pinggir Sungai
Ia menyebut kakak korban sempat memberikan bantuan pernapasan sebelum korban dibawa ke rumah sakit.
Korban kemudian dilarikan ke RS Gramedika dan dari hasil pemeriksaan, korban diduga meninggal tak wajar.
Atas persetujuan keluarga, jasad korban diotopsi di RS Bhayangkara dan ditemukan bekas cekikan di leher serta luka di dubur korban.
Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan kunci motor di dasar kolam tempat jasad korban ditemukan. Kunci motor tersebut menjadi petunjuk pelaku pembunuhan M yakni CGP.
Saat dimintai keterangan, pelaku mengakui perbuatannya yang telah menghabisi nyawa korban. CGP menyebut ia telah mencekik dan menenggelamkan korban di kolam sumber mata air.
"Pada saat kami lakukan pemeriksaan tersangka mengakui dan bisa menceritakan kejadian dari awal," ungkap Mashuri.