Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Keraton Yogyakarta dan Bagian-bagian Bangunannya

Kompas.com - 12/05/2024, 21:09 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta memiliki dua lapis tembok yaitu tembok cepuri yang mengelilingi kawasan tempat tinggal Sultan dan keluarganya serta tembok yang besar dan kuat layaknya sebuah benteng.

Benteng ini dibangun mengelilingi area yang lebih luas dan melingkupi kawasan tempat tinggal kerabat Sultan dan pemukiman Abdi Dalem atau dikenal sebagai Jeron Beteng.

Baca juga: Sekaten, Hajad Dalem Keraton Yogyakarta di Bulan Mulud

Dikutip dari laman kebudayaan.jogjakota.go.id, bangunan benteng yang megah dengan perlindungan berlapis ini pada awalnya digunakan untuk menghalau serangan musuh.

Sementara dikutip dari laman jogjacagar.jogjaprov.go.id, fungsi benteng Keraton Yogyakarta adalah sebagai penanda batas Keraton Kesultanan Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal Sultan beserta keluarga dan para abdi dalemnya.

Kini, benteng Keraton Yogyakarta juga menjadi tempat dilakukannya tradisi Malam 1 Suro yang disebut ritual mubeng beteng.

Baca juga: Benteng Baluwerti, Saksi Sejarah Perkembangan Keraton Yogyakarta

Bangunan benteng Keraton Yogyakarta yang sering disebut beteng ini juga dikenal dengan nama tembok Baluwarti.

Dilansir dari laman kratonjogja.id, sebutan Baluwarti memiliki kesamaan bunyi dengan kata dalam Bahasa Portugis yaitu "baluarte" yang juga berarti benteng.

Baca juga: Jokteng, Sejarah dan Keistimewaan Sudut Benteng Keraton Yogyakarta

Lebih lanjut, Denys Lombard, seorang peneliti sejarah Asia Tenggara, menyimpulkan bahwa kata Baluwarti memang merupakan kata serapan dari Bahasa Portugis.

Hal ini cukup beralasan karena memang pembangunan tembok Baluwarti dilakukan pada waktu yang sama dengan pembangunan Tamansari yang dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Portugis.

Sejarah Pembangunan Benteng Keraton Yogyakarta

Benteng Keraton Yogyakarta atau Benteng Baluwarti dibangun pada masa pemerintahan Pangeran Mangkubumi atau yang dikenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri Kasultanan Yogyakarta.

Dibandingkan dengan bangunan-bangunan lain yang ada di Keraton Yogyakarta, tembok Baluwarti menjadi bagian paling akhir yang diselesaikan.

Pada awalnya benteng yang digunakan sebagai pertahanan dari serangan penjajah ini dibuat dari jajaran dolog (gelondongan) kayu.

Pembangunannya dipimpin oleh R. Rangga Prawirasentika yang merupakan Bupati Madiun dan selesai dibangun pada tahun 1706 menurut penanggalan Jawa atau tahun 1782 Masehi.

Pembangunan benteng ini kemudian dilanjutkan secara bertahap dan selesai pada era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II.

Pada masa itu, bangunan benteng diperkuat lagi menggunakan dinding dari batu bata yang diplester dengan campuran pasir, gamping, dan tumbukan bata merah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandang Ternak Milik Warga di Kebumen Ludes Terbakar, Kerugian Rp 30 Juta

Kandang Ternak Milik Warga di Kebumen Ludes Terbakar, Kerugian Rp 30 Juta

Yogyakarta
Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan 'Upload' Berkas Pendaftaran

Keluhan PPDB SMP di Gunungkidul, Sebagian Mengenai Afirmasi dan "Upload" Berkas Pendaftaran

Yogyakarta
Update Kasus Penemuan Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat di Bantul, Korban Pergi sejak Idul Adha

Update Kasus Penemuan Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat di Bantul, Korban Pergi sejak Idul Adha

Yogyakarta
Kartu ATM Tertelan Mesin, Pemuda asal Gunungkidul Nekat Rusak ATM

Kartu ATM Tertelan Mesin, Pemuda asal Gunungkidul Nekat Rusak ATM

Yogyakarta
Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat Ditemukan di Bantul Yogyakarta, Diduga Meninggal Lebih dari 3 Hari

Jenazah Perempuan dengan Tangan Terikat Ditemukan di Bantul Yogyakarta, Diduga Meninggal Lebih dari 3 Hari

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Janji Kuras Depo Sampah Selama 3 Hari ke Depan

Pemkot Yogyakarta Janji Kuras Depo Sampah Selama 3 Hari ke Depan

Yogyakarta
Soal Timbunan 5.000 Ton Sampah di Yogyakarta, Pemkot: Sebelum Ada TPS3R

Soal Timbunan 5.000 Ton Sampah di Yogyakarta, Pemkot: Sebelum Ada TPS3R

Yogyakarta
Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Mengeluarkan 8 Kali Guguran Lava

Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Mengeluarkan 8 Kali Guguran Lava

Yogyakarta
Atasi Sampah di Yogyakarta, DLH Minta Masyarakat Aktifkan Kembali Bank Sampah

Atasi Sampah di Yogyakarta, DLH Minta Masyarakat Aktifkan Kembali Bank Sampah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 25 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Yogyakarta
87 Lurah Kulon Progo Dilantik dan Mulai Jalani Masa Jabatan 8 Tahun

87 Lurah Kulon Progo Dilantik dan Mulai Jalani Masa Jabatan 8 Tahun

Yogyakarta
Tepergok Bobol Toko Kelontong, Residivis di Klaten Mengaku Ingin Belikan Sepatu Anak

Tepergok Bobol Toko Kelontong, Residivis di Klaten Mengaku Ingin Belikan Sepatu Anak

Yogyakarta
Lapor Polisi karena Belasan Tiang Beton Pembatas Jalan Hancur, Dukuh: Diduga Aksi Perusakan

Lapor Polisi karena Belasan Tiang Beton Pembatas Jalan Hancur, Dukuh: Diduga Aksi Perusakan

Yogyakarta
ORI DIY Minta Penjelasan MAN 1 soal Sumbangan yang Dinilai Mahal

ORI DIY Minta Penjelasan MAN 1 soal Sumbangan yang Dinilai Mahal

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com