Adapun skenarionya, jika sampai akhir April belum bisa, untuk Sleman dan Bantul di rumah tangga masing-masing.
Sementara, untuk Kota Yogyakarta, dipersiapkan lahan di sekitar TPA Regional Piyungan, yang saat ini tengah dilakukan pembahasan terkait pengolahan.
"Kota (Yogyakarta) ini yang kita sama-sama waspadai proses kerjasama yang menggunakan lahan di bawah itu segera bisa selesai. Sehingga skenarionya pertengahan April itu sudah bisa diolah dan berdiri pemrosesan, tinggal klik dengan perangkat daerah karena izin sudah dikeluarkan, alat sudah ada tinggal berproses," kata dia.
Baca juga: Temuan LIPI soal Sampah Medis di Teluk Jakarta, seperti Apa Dampak dan Bagaimana Cara Mencegahnya?
Beny dalam pidatonya sempat meminta komitmen semua pihak, jika penglolaan sampah harus maksimal.
Sebab, sering kali permasalahan sampah di DIY menjadi viral di media nasional.
"Persoalan sampah di Yogyakarta, meski menggunung sebentar menggegerkan nasional. Berbeda dengan kota lain. Saat ini penanganan sampah tidak lagi berkonsep mengumpulkan, diangkut lalu dibuang ke TPS. Penanganan sampah harus dimulai dari hulu hingga hilir," kata dia.
Baca juga: Viral, Video Gunung Gede Pangrango Penuh Sampah, Apa Kata Pengelola?
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo mengatakan, penutupan TPA regional Piyungan untuk desentralisasi pengelolaan sampah di Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta berjalan. Adapun lahan untuk transisi di TPA Piyungan saat ini sekitar 2,5 hektar.
Sedangkan kuota sampai hari ini masih 370 ton per hari.
"Jadi nanti di akhir April, atau awal Mei sudah ditutup penuh 100 persen," kata dia.
Saat disinggung mengenai potensi TPS liar setelah penutupan, pihaknya mengakui potensi itu sudah ada. Pihaknya berupaya berkomunikasi dengan pihak terkait.
"Kita sudah komunikasikan semoga ke depan tidak jadi persoalan. Yang jelas kami bersama teman-teman DLH Kabupaten bekerjasama dalam hal ini untuk bagaimana TPS yang ilegal ini bisa kita koordinasikan," kata Kusno.
Baca juga: Saat Sampah Plastik dari Indonesia Ditemukan Terdampar hingga Afrika…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.