Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Piyungan Resmi Ditutup, Bagaimana dengan Pengelolaan Sampah di DIY?

Kompas.com - 05/03/2024, 21:13 WIB
Markus Yuwono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) secara simbolis meletakkan batu pertama penutupan/pemagaran di pintu masuk TPA Regional Piyungan, Bantul, DIY, Selasa (5/3/2024).

Pemda DIY juga akan melakukan antisipasi pembukaan TPS liar. 

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Sekda DIY Beny Suharsono seusai acara hari sampah di TPA Regional Piyungan. Beny memasang batu di sekitar pintu masuk. 

Baca juga: Mengenal Kapal Pembersih Sampah Neon Moon II yang Disumbangkan Coldplay ke Sungai Cisadane

Beny mengatakan, penutupan ini komitmen pemda DIY karena TPA Regional Piyungan sudah mendekati ambang batas, dan diperkirakan hanya bisa sampai akhir April 2024 nanti.

Melihat itu, sejumlah OPD menyarankan ditutup total. 

"Sehingga kita akan proses ini menjadi pengolahan," kata Beny di TPA Regional Piyungan Selasa (5/3/2024). 

Baca juga: Viral Prank Sembako Sampah, Ferdian Paleka, dan Ketiadaan Empati...


Baca juga: Video Viral Kamar Kos Penuh Sampah, Apa Penyebabnya?

Penanaman vegetasi di bekas TPA

Suasana TPA Regional Piyungan setelah ditutup beberapa hariKOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suasana TPA Regional Piyungan setelah ditutup beberapa hari

Pemda DIY akan melakukan penanaman vegetasi, sehingga lingkungan di bekas TPA Regional bisa kembali hijau.

Dari pengamatan Kompas.com, bekas tumpukan sampah sudah menggunung, seperti bukit batu yang ada di sekitarnya.

Tumpukan sampah sudah ditutup dengan tanah, dan sekitarnya sudah berubah menjadi hijau. 

Baca juga: Saat Timbunan Sampah di TPA Magelang Akan Disulap Jadi Bukit yang Indah...

Beny menyebut, setelah penutupan tidak akan ditinggalkan, nantinya pihak Pemda DIY akan tetap melakukan pengolahan lindi atau air resapan sampah. 

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY juga sudah membeli tanah di sekitar lokasi, nantinya akan dibuat ruang terbuka hijau. 

"Lahan yang sudah dibeli Pemda DIY tanda kutip melalui Dinas PU yang lahan kita siapkan untuk lingkungan hijau," kata dia.

Baca juga: Saat Sampah Plastik dari Indonesia Ditemukan Terdampar hingga Afrika…

Komitmen pengelolaan sampah mandiri

Suasana TPA Regional Piyungan setelah ditutup beberapa hariKOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Suasana TPA Regional Piyungan setelah ditutup beberapa hari

Beny mengatakan, Pemda DIY mengajak Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul berkomitmen untuk pengeloaan sampah mandiri. Sehingga setelah April tidak ada pembuangan sampah di Piyungan.

Adapun skenarionya, jika sampai akhir April belum bisa, untuk Sleman dan Bantul di rumah tangga masing-masing.

Sementara, untuk Kota Yogyakarta, dipersiapkan lahan di sekitar TPA Regional Piyungan, yang saat ini tengah dilakukan pembahasan terkait pengolahan.

"Kota (Yogyakarta) ini yang kita sama-sama waspadai proses kerjasama yang menggunakan lahan di bawah itu segera bisa selesai. Sehingga skenarionya pertengahan April itu sudah bisa diolah dan berdiri pemrosesan, tinggal klik dengan perangkat daerah karena izin sudah dikeluarkan, alat sudah ada tinggal berproses," kata dia.

Baca juga: Temuan LIPI soal Sampah Medis di Teluk Jakarta, seperti Apa Dampak dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Beny dalam pidatonya sempat meminta komitmen semua pihak, jika penglolaan sampah harus maksimal.

Sebab, sering kali permasalahan sampah di DIY menjadi viral di media nasional.

"Persoalan sampah di Yogyakarta, meski menggunung sebentar menggegerkan nasional. Berbeda dengan kota lain. Saat ini penanganan sampah tidak lagi berkonsep mengumpulkan, diangkut lalu dibuang ke TPS. Penanganan sampah harus dimulai dari hulu hingga hilir," kata dia. 

Baca juga: Viral, Video Gunung Gede Pangrango Penuh Sampah, Apa Kata Pengelola?

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo mengatakan, penutupan TPA regional Piyungan untuk desentralisasi pengelolaan sampah di Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta berjalan. Adapun lahan untuk transisi di TPA Piyungan saat ini sekitar 2,5 hektar.

Sedangkan kuota sampai hari ini masih 370 ton per hari. 

"Jadi nanti di akhir April, atau awal Mei sudah ditutup penuh 100 persen," kata dia.

Saat disinggung mengenai potensi TPS liar setelah penutupan, pihaknya mengakui potensi itu sudah ada. Pihaknya berupaya berkomunikasi dengan pihak terkait.

"Kita sudah komunikasikan semoga ke depan tidak jadi persoalan. Yang jelas kami bersama teman-teman DLH Kabupaten bekerjasama dalam hal ini untuk bagaimana TPS yang ilegal ini bisa kita koordinasikan," kata Kusno.

Baca juga: Saat Sampah Plastik dari Indonesia Ditemukan Terdampar hingga Afrika…

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com