Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tradisi Rebo Wekasan dan Kisah Kyai Welit dari Wonokromo

Kompas.com - 12/09/2023, 18:18 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Beliau juga disebut dapat memberikan berkah untuk kesuksesan usaha atau untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti membuat tolak bala dan sebagainya.

Pengobatan yang dilakukan adalah dengan cara disuwuk, yakni dibacakan ayat-ayat Al Quran pada segelas air yang kemudian diminumkan kepada pasiennya.

Dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan budaya.jogjaprov.go.id, terdapat beberapa versi kisah yang terkait dengan Kyai Welit dan asal-usul Rebo Wekasan.

Versi Pertama

Versi pertama menyebut upacara Rebo Wekasan sudah ada sejak tahun 1784. Saat itu daerah Wonokromo dan sekitarnya diterpa pagebluk yang mengancam keselamatan jiwa banyak orang.

Hal ini membuat masyarakat kemudian datang kepada Kyai Welit atau biasa dipanggil Mbah Kyai untuk meminta obat dan meminta berkah keselamatan.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat yang datang juga semakin banyak dan area di sekitar Masjid Wonokromo juga mulai dipenuhi pedagang.

Keramaian tersebut kemudian dirasa Mbah Kyai akan mengganggu keagungan masjid dan menghalangi jamaah yang akan memasuki Masjid Wonokromo untuk sholat.

Suatu hari, Mbah Kyai menemukan solusi dengan menyuwuk telaga di tempuran Kali Opak dan Kali Gajahwong yang berada di sebelah Timur kampung Wonokromo atau tepatnya di depan masjid.

Ketenaran Mbah Kyai akhirnya terdengar oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan menyuruh empat orang prajurit agar membawanya menghadap dan menunjukkan ilmunya.

Kemudian Kyai Faqih Usman pun akhirnya mendapatkan sanjungan dari Sri Sultan Hamengku Buwono I karena kemampuannya tersebut.

Sepeninggal Mbah Kyai, banyak masyarakat yang masih mendatangi lokasi tempuran tersebut pada setiap hari Rabu Wekasan untuk mandi karena meyakini hal itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan mendatangkan berkah.

Tradisi mandi tersebut dimaksudkan agar manusia bersuci atau selalu "wisuh" untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada dalam tubuh.

Versi Kedua

Versi kedua menyebut upacara Rebo Wekasan sudah ada sejak tahun 1600 dan tidak terlepas dari keberadaan Keraton Mataram.

Saat itu, Sultan Agung yang menduduki di Pleret menghadapi wabah penyakit atau pagebluk.

Melihat penderitaan rakyatnya, Sultan Agung kemudian bersemedi di sebuah masjid di Desa Kerta dan menerima wangsit atau ilham bahwa wabah penyakit tersebut bisa hilang dengan tolak bala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com