Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tradisi Rebo Wekasan dan Kisah Kyai Welit dari Wonokromo

Kompas.com - 12/09/2023, 18:18 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Sultan Agung kemudian memanggil Kyai Sidik atau dikenal dengan nama Kyai Welit yang bertempat tinggal di Desa Wonokromo untuk membuat tolak bala tersebut.

Setelah itu Kyai Welit melaksanakan dawuh Sultan Agung untuk membuat tolak bala berwujud rajah dengan tulisan arab “Bismillahirrahmanirrahim” sebanyak 124 baris.

Rajah tersebut kemudian dibungkus dengan kain mori putih dan diserahkan kepada Sultan Agung untuk dimasukkan ke dalam bokor kencana yang berisi air.

Air tersebut kemudian diberikan kepada orang-orang yang tengah sakit dan ternyata bisa menyembuhkan.

Kabar ini kemudian tersebar ke desa-desa dan membuat lalu berbondong-bondong datang untuk mendapat air tersebut.

Karena khawatir air tersebut tidak mencukupi, Sultan Agung memerintahkan kepada Kyai Welit agar air yang masih tersisa dalam bokor kencana dituangkan di tempuran kali Opak dan Gajah wong.

Hal ini memiliki maksud agar siapa saja yang membutuhkan cukup mandi di tempat tersebut.

Versi Ketiga

Versi ketiga menyebut upacara Rebo Wekasan bersumber dari kepercayaan masyarakat untuk membuat tolak bala untuk menolak malapetaka atau bahaya.

Pada waktu itu Kyai Muhammad Faqih dari Desa Wonokromo dianggap bisa membuat tolak bala.

Kyai Faqih ini juga dikenal dengan sebutan Kyai Welit, karena pekerjaannya adalah membuat welit atau atap dari rumbia.

Kyai Welit kemudian membuatkan tolak bala yang berbentuk wifik atau rajah yang bertuliskan huruf Arab.

Rajah ini kemudian dimasukkan ke dalam bak yang sudah diisi air lalu dipakai untuk mandi dengan harapan supaya yang bersangkutan selamat.

Karena banyaknya orang yang meminta wifik atau rajah sangat banyak, sehingga Kyai Welit membuat wifik atau rajah yang dipasang di tempuran Kali Opak dan Kali Gajahwong.

Dengan cara ini, orang-orang tidak perlu lagi mendatangi Kyai Welit karena mereka cukup mengambil air atau mandi di tempuran tersebut.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
budaya.jogjaprov.go.id  
wonokromo.bantulkab.go.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com