Fentia Wiagisti menilai kebijakan tersebut tidak akan menurunkan mutu dari para lulusan perguruan tinggi.
Sebab dengan adanya kebijakan itu mahasiswa lebih diberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuanya. Terlebih saat ini sedang marak-maraknya mahasiswa menjalankan program magang.
"Menurut saya ketika mahasiswa diberikan wadah untuk mengembangkan dirinya lebih baik, lewat project untuk menyelesaikan tugas akhirnya maka itu bisa mengembangkan mahasiswa itu sendiri. Sehingga kualitas pendidikan akan semakin bagus," urainya.
Melalui kebijakan itu, mahasiswa lanjut Fentia Wiagisti tidak hanya disiapkan untuk sekedar menyelesaikan tugas akhirnya. Tetapi juga disiapkan untuk lebih cepat mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
"Di dunia kerja sendiri kita tidak hanya berkutat dengan tulisan, tetapi juga hal-hal yang berbau dengan praktik," ungkapnya.
Sementara itu, mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2020 Algamma Paramayudha melihat kebijakan tersebut suatu hal yang bagus. Sebab ada beberapa yang mungkin melihat skripsi hanya formalitas sebagai syarat kelulusan.
"Kalau melihat ke belakang, misalnya Saya Maba (mahasiswa baru) kebijakan itu bagus juga, soalnya ada beberapa dari kita yang mungkin menganggap skripsi itu cuma formalitas buat kelulusan. Itu bisa diganti dengan kayak ujian praktik di perusahaan magang atau lainya," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.