Dari rumah, Farrel langganan ojek daring untuk berangkat ke kampus.
Bila sudah sampai di pintu gerbang, rekan kuliahnya sudah menunggu untuk mengantarnya masuk ke dalam kelas.
"Sampai kampus janjian sama teman sudah ada yang jemput. Lalu saya diantar ke kelas. Begitu juga janjian dengan dosen, selalu diantar," ungkap dia.
Dia mengatakan, saat ujian, dirinya ditempatkan dalam ruangan khusus. Dibantu dengan sebuah aplikasi khusus agar ia tahu soal-soal yang ditanyakan.
Farrel mengerjakan soal-soal tersebut dengan mengetik di laptop.
Farrel memilih tema skripsi tentang hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.
"Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel. Sebab, secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan non difabel," urai dia.
Baca juga: Satu Mobil Terguling dan Timpa Pengendara Motor di Jalan Lembah UGM Baca juga: Pengemis Pura-pura Lumpuh di Yogyakarta, Sosiolog UGM: Orang Dermawan Dimanfaatkan
Di dalam proses mengerjakan tugas skripsi pun Farrel melakukan hal yang sama dengan mahasiswa lainnya seperti menulis riset dan wawancara langsung dengan responden.
Usai menyandang gelar Sarjana Hukum, Farrel mengaku berencana untuk melamar pekerjaan yang sesuai dengan profesinya di bidang hukum. Terlebih dirinya memiliki ketertarikan pada hukum pajak.
"Setelah ini, saya mau lamar kerja dulu, mungkin 2-3 tahun lagi mau daftar pendidikan S2," ujar dia.