Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Pathok Negoro Wonokromo, Bentuk Syukur Kiai Welit Atas Tanah Perdikan dari HB I

Kompas.com - 28/06/2023, 12:09 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masjid Pathok Negoro atau Masjid Patok Negara adalah sebutan bagi lima buah masjid Keraton Kasultanan Yogyakarta, salah satunya adalah Masjid Wonokromo.

Lokasinya yang berada di wilayah pinggiran Kuthanegara, tepat berada di perbatasan wilayah Negaragung, sebutan hirarki tata ruang dalam wilayah kerajaan Mataram Islam yang membuat pathok negara bisa diartikan sebagai batas wilayah negara.

Baca juga: Masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta: Lokasi, Sejarah, dan Fungsi

Masjid Pathok Negoro Wonokromo atau Masjid Wonokromo juga dikenal dengan nama Masjid Taqwa, sesuai yang tertera pada papan nama di serambi masjid.

Masjid Pathok Negoro Wonokromo terletak di Dusun Wonokromo I, Desa Wonokromo, Kapanéwon Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Cerita Rakyat Ki Ageng Mangir dan Alasan Separuh Makamnya Berada di Luar Tembok

Dilansir dari laman TribunJogja.com, lokasi masjid ini dari arah Kota Yogyakarta dapat dicapai dengan mengambil arah menuju perempatan Terminal Giwangan, kemudian menuju ke selatan melalui Jalan Imogiri.

Ikuti Jalan Imogiri sampai perempatan Pasar Jejeran, kemudian lurus sekitar 200 meter hingga menemukan pertigaan ke arah timur atau kiri sebelum jembatan. Ikuti jalan tersebut hingga menemukan Masjid Pathok Negara Taqwa Wonokromo.

Baca juga: Kisah Masjid Sulthoni Wotgaleh, Makam Pangeran Purbaya, dan Mitos Pesawat Jatuh

Sejarah Masjid Pathok Negoro Wonokromo

Dilansir dari laman wonokromo.bantulkab.go.id, Masjid Pathok Negoro Wonokromo berdiri pada tahun 1775 Masehi dengan sengkalan “Nyoto Luhur Pandhito Ratu” yang berarti 1682 menurut tahun jawa.

Masjid ini dibangun oleh KH. Muhammad Fakih alias Kiai Welit di atas tanah perdikan yang diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono I, setelah Kiai Welit diangkat sebagai Penghulu Kraton.

Tanah perdikan yang diberikan semula hanya berupa hutan (alas) yang penuh dengan pohon awar-awar, sehingga terkenal dengan sebutan alas awar-awar.

Pembangunan masjid di ujung tenggara alas awar-awar merupakan bentuk rasa syukur Kiai Welit atas pemberian tanah perdikan tersebut.

Saat meresmikan bangunan masjid yang sederhana itu, Sultan lalu memberikan nama alas awar-awar itu dengan nama “Wa an-na karoo-maa” yang kemudian disebut dengan Wonokromo.

Nama tersebut memiliki arti “supaya benar-benar mulia” dengan harapan supaya penghuni kampung ini nantinya benar-benar mulia karena beribadah kepada Allah.

Bentuk Masjid Pathok Negoro Wonokromo

Pada awal berdirinya, bentuk Masjid Wonokromo masih sangat sederhana, dengan bangunan masjid berbentuk kerucut dan serambi masjid berbentuk limasan dengan satu pintu di bagian depan.

Adapun atap Masjid Wonokromo masih terbuat dari welit, dindingnya dari gedhek, dan mustaka masjid dari kuwali yang terbuat dari tanah liat.

Tempat wudhu juga masih terbuat dari padasan yang ditempatkan di halaman masjid di sebelah utara dari selatan.

Sumber air Masjid Wonokromo berasal dari dua sumur dengan pohon randu sebagai tempat senggot untuk menimba air.

Renovasi Masjid Pathok Negoro Wonokromo

Bentuk bangunan awal Masjid Wonokromo ini bertahan sampai dengan tahun 1867, dimana dilakukan pembongkaran oleh K.H. Muhammad Fakih II.

Pembongkaran ini mengganti bentuk atap menjadi atap tumpang, dan mustaka masjid diganti dengan bentuk bawangan yang dibuat dari kayu nangka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com