Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta: Lokasi, Sejarah, dan Fungsi

Kompas.com, 27 Juni 2023, 13:28 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Melacak jejak sejarah Kasultanan Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari keberadaan lima buah Masjid Pathok Negara.

Nama kelima Masjid Pathok Negara antara lain Masjid Wonokromo, Masjid Plosokuning, Masjid Mlangi, Masjid Babadan, dan Masjid Dongkelan.

Kelima Masjid Pathok Negara ini dibangun di empat penjuru mata angin, dengan Masjid Gedhe yang berada di dekat pusat pemerintahan sebagai pusatnya.

Baca juga: Kisah Makam Tumenggung Endranata yang Diinjak-injak Peziarah di Pajimatan Imogiri

Dilansir dari laman Kemendikbud, Masjid Ploso Kuning, Masjid Mlangi, Masjid Babadan, dan Masjid Dongkelan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I.

Sementara Masjid Wonokromo baru dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IV.

Baca juga: Kisah Masjid Sulthoni Wotgaleh, Makam Pangeran Purbaya, dan Mitos Pesawat Jatuh

Sejarah Masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta

Berikut adalah lokasi dan sejarah dari kelima Masjid Pathok Negara yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan

1. Masjid Pathok Negara Mlangi

Masjid Pathok Negara Mlangi terletak di Dusun Mlangi, Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Masjid Mlangi atau lebih dikenal dengan sebutan masjid Jami Mlangi dibangun sebelum Kasultanan Yogyakarta berdiri, yaitu pada tahun 1723.

Hal ini didapat berdasarkan angka tahun yang ditemukan pada umpak tiang masjid yang ada di sisi barat daya di dalam ruang utama, ketika dilakukan pemugaran pada tahun 1981.

Saat masjid ini dibangun, daerah Mlangi sudah menjadi permukiman penduduk yang keberadaannya berkaitan erat dengan sosok Raden Sandiyo (kakak Sultan Hamengku Buwana I).

Penetapan Masjid Mlangi sebagai masjid Pathok Negara dan Desa Mlangi sebagai desa perdikan merupakan penghargaan Sultan Hamengku Buwana I terhadap Raden Sandiyo atau Kiai Nur Iman sebagai kakaknya.

Di kompleks Masjid Mlangi terdapat makam patih pertama Kasultanan Yogyakarta, yaitu Patih Danurejo I yang meninggal tahun 1799.

Masjid Pathok Negara Mlangi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Masjid Pathok Negara Mlangi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Masjid Pathok Negara Plosokuning

Masjid Pathok Negara Plosokuning berada di Dusun Plosokuning, Desa Plosokuning, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Masjid Ploso Kuning diperkirakan didirikan setelah tahun 1724, di mana sejarah pendiriannya berkaitan erat dengan Kiai Mursodo (putra Kiai Nur Iman).

Diantara masjid-masjid Pathok Negara yang lain, Masjid Plosokuning adalah masjid yang masih banyak mempertahankan keaslian bangunannya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Yogyakarta
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau