Editor
Hal ini termasuk dalam pemilihan warna cat dengan komposisi hijau, kuning, merah dan kuning emas (prodo) karena ada nilai filosofisnya, dengan ornamen dengan corak Jawa Yogyakarta.
Yang menarik, rencana menara dari konstruksi beton tidak mendapat ixin dari keraton karena corak masjid di Yogyakarta memang tidak ada menaranya.
"Karena ini termasuk Masjid Kagungan Ndalem, jadi setiap hendak melakukan renovasi, kami meminta izin ke pihak keraton," kata Ketua Takmir Masjid Taqwa, KH Ismail, seperti dikutip dari Tribun Jogja.
Pada tahun 2003, masjid ini mendapat bantuan pengembangan masjid dari Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Dana tersebut kemudian digunakan untuk membangun gedung pertemuan di utara serambi masjid.
Kulah tempat wudhu juga diubah simetris antara sebelah utara dan selatan serambi masjid. Kolam di depan di sisi kiri dan di sisi kanan serambi masjid juga dihidupkan kembali.
Selain itu, dilakukan penyempurnaan dapur untuk memasak air pada saat dilaksanakan hari-hari besar Islam di masjid.
Dilansir dari laman jogjacagar.jogjaprov.go.id, terdapat tradisi unik yang dilakukan di Masjid Wonokromo yaitu saat tanda waktu masuk shalat.
Selain adzan, Masjid Wonokromo juga akan membunyikan kentongan dan bedug.
Suara dan irama bedug Masjid Wonokromo di hari-hari biasa berbeda dengan saat tanda masuk shalat ashar di hari Kamis.
Suara irama bedug disebut dengan sarwo lemah, asar dowo malem jemuah.
Bila tiba waktu ashar di hari Kamis, bedug dipukul dengan nada dan irama yang khas dan panjang, sebagai tanda bahwa nanti malam adalah malam Jumat.
Di hari Jumat, ditabuh bertalu-talu setengah jam sebelum tiba waktu shalat bedug. Di akhir pemukulan bedug disisipi pemukulan kentongan yang menandakan bahwa pelaksanaan ibadah Jumat sudah akan dimulai.
Pada saat salat Jumat, pelaksanaan adzan dilakukan dua kali. Azan pertama dilakukan sebagai tanda saat masuknya waktu shalat Jumat.
Uniknya, pada saat adzan pertama, baik petugas untuk adzan subuh, dhuhur, asar, magrib, isya akan berjajar di depan mimbar untuk mengumandangkan azan bersama-sama.
Dikenal dengan istilah azan lima, hal ini dimaksudkan supaya ada keadilan, serta momen bersatu dan bertemunya para muadzin dari masing-masing waktu shalat.
Sumber:
budaya.jogjaprov.go.id, dpad.jogjaprov.go.id, kebudayaan.kemdikbud.go.id, wonokromo.bantulkab.go.id, jogjacagar.jogjaprov.go.id, dan jogja.tribunnews.com