Setelah data dimasukkan akan muncul hasil identifikasi resiko penyakit jantung dari pengguna.
"Gunanya halaman registrasi ini sebetulnya untuk mengisikan data-data yang nanti juga digunakan untuk menghitung faktor resiko dari orang yang menggunakan aplikasi ini. Nanti akan muncul resikonya dia untuk penyakit jantung itu tinggi, sedang atau rendah," urainya.
Beta menyampaikan jika hasilnya resiko tinggi maka aplikasi SatuJantung ini jangan diuninstal. Tetapi tetap dipasang di handphone.
Aplikasi SatuJantung dirancang dengan fitur utama berupa alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung. Aplikasi ini bisa dijalankan cukup dengan satu klik pada tombol melayang yang akan ada di halaman depan.
Ketika terjadi serangan jantung, seseorang tinggal memencet tombol melayang tersebut dan kemudian akan masuk ke tombol emergency.
"Kalau sudah dipencet di tombol emergencynya maka akan berteriak-teriak (berbunyi) si handphone ini. Akan bunyi, suaranya kencang, walaupun HPnya di silent HPnya akan tetap bunyi," ucapnya.
"Sehingga orang-orang akan melihat dia, lalu ada tulisannya tolong-tolong," imbuhnya.
Orang yang di sekitar korban saat datang dapat langsung melihat dan mengikuti petunjuk pertolongan pertama yang bisa dilakukan, sesuai dengan kondisi pasien. Misal pasien dalam keadaan sadar atau tidak sadar selanjutnya mencari bantuan orang lain untuk menelepon layanan ambulans.
"Kalau ada teman yang lain diminta menelpon ambulan, kalau tidak di sini (aplikasi) bisa langsung pencet minta dihubungkan dengan ambulan. Termasuk melihat korban apakah membawa obat, ada contohnya nanti obatnya yang harus diberikan segara kalau orangnya masih sadar apa," urainya.
Beta menambahkan aplikasi ini juga dilengkapi cara melakukan pijat jantung. Hal ini sebagai panduan bagi penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan.
"(Aplikasi) sudah bisa berfungsi untuk android versi 10 ke bawah. Untuk 11 mungkin dalam beberapa minggu ke depan akan kami rilis, agar supaya bisa juga dengan android yang terbaru," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.