Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Pengalaman Sang Anak, Dosen UGM Ciptakan Aplikasi Selamatkan Penderita Henti Jantung

Kompas.com - 16/06/2023, 21:25 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Berawal dari pengalaman saat putranya mengalami serangan jantung mendadak, Dosen Fakultas Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan aplikasi untuk membantu penanganan kasus henti jantung. Aplikasi ini diberinama SatuJantung 2.0.

Nama Dosen Fakultas Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut adalah dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K). 

Baca juga: Jemaah Haji Asal Batam Meninggal karena Serangan Jantung di Tanah Suci

Beta, panggilan dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K) mengatakan serangan jantung tidak hanya dialami oleh orang-orang tua. Tetapi juga dialami oleh usia yang lebih muda.

"Adik ipar saya itu meninggal usia 39 tahun, di pandemi ini, itu olah raga. Sering dengar ya orang bersepeda tiba-tiba jatuh terus meninggal. Itu kemungkinan besar adalah, kalau meninggal saat itu juga kemungkinan besar adalah henti jantung. Ini kan jadi keprihatinan kita semua," ujar dr. Beta Ahlam Gizela dalam jumpa pers, Kamis (15/06/2023).

Diceritakannya saat putranya berusia 15 tahun sempat mendadak mengalami henti jantung. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan akhirnya sehat.

"Yang menjadi background itu anak saya, waktu 15 tahun dia sempat mengalami henti jantung. Kami berkutat untuk pengobatanya, ya Alhamdulilah sudah sehat," urainya.

Baca juga: Jemaah Asal Langkat Meninggal Saat Hendak Berangkat Haji, Diduga Serangan Jantung

Dari pengalaman itu, Beta dan suami kemudian tergerak untuk menciptakan aplikasi yang bisa memberikan pertolongan saat seseorang mengalami serangan jantung. Terutama dalam situasi tidak ada petugas kesehatan.

Berawal dari situlah kemudian lahir aplikasi yang  diberi nama SatuJantung 2.0.

"Ini dikembangkan memang benar-benar biaya pribadi dari saya dan suami," ungkapnya.

Beta mengungkapkan aplikasi SatuJantung 2.0. sudah cukup lama dikembangkan. Pertama kali aplikasi tersebut digunakan di masyarakat saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Jadi 2019 itu digunakan untuk program di masyarakat," ungkapnya.

Pada tahun 2020 Beta ingin mengenalkan aplikasi tersebut awalnya ke para ojek online. Sebab, Beta melihat para ojek online ini sangat mobilitasnya sangat tinggi. Sehingga memiliki potensi yang lebih banyak menemukan korban yang mengalami serangan jantung dibandingkan yang bekerja di kantor.

"Teman-teman ojek online ini punya kesempatan menemukan korban itu lebih banyak dari pada saya yang duduk di kelas, teman-teman ojek online ini kan keliling-keliling. Cuman sayangnya 2020 terus kita berkutat dengan pandemi jadi untuk shering lebih luas aplikasi ini menjadi agak terhambat," jelasnya.

Aplikasi SatuJantung telah dirilis di playstore. Masyarakat umum terutama yang memiliki riwayat maupun risiko serangan jantung maupun henti jantung dapat mengunduh aplikasi ini.

Pengguna melakukan registrasi dengan memasukan data-data pribadi. Data pribadi tersebut antara lain nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon, nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi, tensi, berat dan tinggi badan, riwayat merokok, riwayat diabetes, serta aktivitas fisik.

Setelah data dimasukkan akan muncul hasil identifikasi resiko penyakit jantung dari pengguna.

"Gunanya halaman registrasi ini sebetulnya untuk mengisikan data-data yang nanti juga digunakan untuk menghitung faktor resiko dari orang yang menggunakan aplikasi ini. Nanti akan muncul resikonya dia untuk penyakit jantung itu tinggi, sedang atau rendah," urainya.

Beta menyampaikan jika hasilnya resiko tinggi maka aplikasi SatuJantung ini jangan diuninstal. Tetapi tetap dipasang di handphone.

Aplikasi SatuJantung dirancang dengan fitur utama berupa alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung. Aplikasi ini bisa dijalankan cukup dengan satu klik pada tombol melayang yang akan ada di halaman depan.

Ketika terjadi serangan jantung, seseorang tinggal memencet tombol melayang tersebut dan kemudian akan masuk ke tombol emergency.

"Kalau sudah dipencet di tombol emergencynya maka akan berteriak-teriak (berbunyi) si handphone ini. Akan bunyi, suaranya kencang, walaupun HPnya di silent HPnya akan tetap bunyi," ucapnya.

"Sehingga orang-orang akan melihat dia, lalu ada tulisannya tolong-tolong," imbuhnya.

Orang yang di sekitar korban saat datang dapat langsung melihat dan mengikuti petunjuk pertolongan pertama yang bisa dilakukan, sesuai dengan kondisi pasien. Misal pasien dalam keadaan sadar atau tidak sadar selanjutnya mencari bantuan orang lain untuk menelepon layanan ambulans.

"Kalau ada teman yang lain diminta menelpon ambulan, kalau tidak di sini (aplikasi) bisa langsung pencet minta dihubungkan dengan ambulan. Termasuk melihat korban apakah membawa obat, ada contohnya nanti obatnya yang harus diberikan segara kalau orangnya masih sadar apa," urainya.

Beta menambahkan aplikasi ini juga dilengkapi cara melakukan pijat jantung. Hal ini sebagai panduan bagi penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan.

"(Aplikasi) sudah bisa berfungsi untuk android versi 10 ke bawah. Untuk 11 mungkin dalam beberapa minggu ke depan akan kami rilis, agar supaya bisa juga dengan android yang terbaru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com