Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Zulkifli Hasan Pamer Berhasil Turunkan Harga Minyak Saat Rapat dengan Pemerintah DI Yogyakarta

Kompas.com - 27/10/2022, 14:34 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pamer kinerjanya yang berhasil turunkan harga minyak goreng sebesar 16,46 persen selama menjabat.

Hal itu disampaikan oleh Zulkifli saat mengikuti secara daring Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah (Rakorda) Pemda DIY.

Zulkifli mengatakan, Kemendag telah makukan pemantauan dan hasil dari pantauannya saat ini harga-harga kebutuhan bahan pokok relatif stabil dan menunjukkan tren penurunan pada minyak goreng selama 5 bulan berturut-turut.

Dia menambahkan, sebelum dia menjabat, harga minyak goreng di pasaran Rp 16.400 dan saat ini sudah turun di bawah Rp 14.000.

Baca juga: Tanggapan Sultan soal Buruh Minta UMK di DI Yogyakarta Naik Jadi Rp 4 Juta

"Saat saya ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan rata-rata harga minyak goreng Rp 16.400 sekarang harga telah turun 16,46 persen. Sudah di bawah Rp 14.000," kata dia.

Zulkifli mengatakan, penurunan ini berkat adanya sinergi yang dilakukan oleh Kemendag dengan pemerintah daerah melalui pendistribusian Minyak Kita.

Dia menambahkan, stabilitas dan ketersediaan bahan pokok serta barang penting lainnya menjadi prioritas utama pemerintah, karena hal ini lekat dengan pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat.

"Dalam UU perdagangan telah diamanatkan bahwa pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok, serta barang penting di Indonesia merupakan tugas bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah," ucap dia.

Kondisi ini, sambung dia, membutuhkan sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, di DIY pada Maret hingga April dan September hingga Oktober pasti terjadi inflasi.

 

"Inflasi pasti naik karena Maret April itu kenaikan sekolah ada pengeluaran dan sebagainya, kalau September, Oktober, penerimaan mahasiswa di kampus," kata dia.

Sultan mengatakan, sebelum pandemi, ia mendapatkan laporan bahwa jumlah mahasiswa di DIY sebanyak 300.000 lebih karena pandemi mereka tidak datang ke kampus karena kuliah dari rumah.

Ketika kuliah sudah diperbolehlan masuk, 300.000 mahasiswa beserta mahasiswa baru yang terjadi kebutuhan makan dan minum naik, sehingga hal ini memicu inflasi.

Baca juga: Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen Butuh Tambahan Lahan 44.000 Meter Persegi

"Nah, saya bukan ekonom, kami enggak bisa bicara ini secara tradisi bulan-bulan itu seperti itu (inflasi). Bisa enggak kami mengubah kondisi seperti itu," kata Sultan.

Lalu kedua adalah pariwisata di DIY Yogyakarta yang tiap minggu pasti penuh dan mengakibatkan hal serupa yakni kebutuhan makan dan minum naik.

"Kedua, sebelum pandemi itu yang namanya pariwisata memang setiap hari ada yang hadir tetapi hari Jumat, Sabtu, Minggu. Full book setelah pandemi ini kami buka, sepertinya saat telepon (hotel) penuh. Dalam arti takutnya Senin sampai Minggu penuh. Jadi, suplai kebutuhan itu jadi meningkat juga," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah dan Subsidi Transportasi hingga soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah dan Subsidi Transportasi hingga soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Soal Langkah Setelah Pilpres, Mahfud MD: Ya Kita Lihat, Semua Perkembangan Kan Dinamis

Yogyakarta
Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Soal Tewasnya Brigadir RAT, Mahfud MD: Informasi yang Bisa Dibuka ke Publik Jangan Ditutupi

Yogyakarta
Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah 'Move On'

Cerita Perjalanan Karier, Mahfud MD: Ikut Pilpres Kalah, Ya Sudah "Move On"

Yogyakarta
Bupati dan Wakil Bupati Bantul Resmi Mendaftar ke PDI Perjuangan untuk Maju di Pilkada 2024

Bupati dan Wakil Bupati Bantul Resmi Mendaftar ke PDI Perjuangan untuk Maju di Pilkada 2024

Yogyakarta
Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Viral, Peziarah Makam Raja Imogiri Ditarik Tarif Rp 500.000, Keraton Yogyakarta Buka Suara

Yogyakarta
Pejabat ASN yang Terlibat Korupsi RSUD Wonosari Gunungkidul Akhirnya Dipecat

Pejabat ASN yang Terlibat Korupsi RSUD Wonosari Gunungkidul Akhirnya Dipecat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com