Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Kompas.com - 01/05/2024, 11:33 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan hari buruh atau May Day di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilakukan dengan aksi unjuk rasa di Tugu Pal Putih Kota Yogyakarta, Rabu (1/5/2024).

Para buruh menyuarakan berbagai tuntutan, seperti perumahan murah bagi buruh, subsidi transportasi bagi buruh, dan pendidikan bagi keluarga buruh.

Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), Irsyad Ade Irawan, mengatakan, mereka menyuarakan beberapa tuntutan kepada Pemerintah DIY dan Pemerintah Indonesia. 

Untuk Pemerintah DIY, buruh mendesak agar pemerintah melakukan pembangunan perumahan untuk buruh.

"Kami mendesak kepada Pemda DIY sebagai akibat dari adanya upah murah, maka Pemda DIY harus satu melakukan pembangunan perumahan untuk buruh. Karena upah buruh terlalu murah bisa dibeli dengan upah minimum tidak bisa untuk beli rumah," ujar Irsyad saat ditemui di Tugu Yogyakarta, Rabu (1/5/2024).

Baca juga: Mengenang Sosok Marsinah, Aktivis Buruh yang Tak Mau Mengalah pada Nasib


Pencabutan UU Cipta Kerja

Lanjut Irsyad, selain perumahan bagi buruh, pihaknya juga menuntut Pemerintah DIY agar membantu transportasi buruh dengan menyediakan TransJogja yang rutenya melewati kawasan pabrik.

"Pemda DIY harus membantu transportasi buruh dengan menyediakan TransJogja dengan rute yang melewati kawasan pabrik dan memberikan diskon pada anggota serikat buruh," kata dia.

"Pemda DIY agar memberikan penguatan, agar buruh mendapatkan pendapatan di luar upah yaitu melalui penguatan koperasi," sambungnya.

Baca juga: Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga Long March Ikuti Jalan Santai

Mayday Buruh saat melakukan aksi di Tugu Yogyakarta, Rabu (1/5/2024)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Mayday Buruh saat melakukan aksi di Tugu Yogyakarta, Rabu (1/5/2024)

Selain itu, Pemerintah DIY juga diminta untuk merevisi upah minimum kabupaten (UMK). Pasalnya, menurut dia, kenaikan UMK di DIY masih rendah jika dibandingkan dengan kehidupan hidup layak (KHL).

"Upah di Yogya lebih rendah dari KHL yang kami survei itu Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta, sementara upah di Yogyakarta rata-rata Rp 2,2 juta," beber dia.

Bagi Pemerintah Indonesia, para buruh di Yogyakarta menuntut agar UU Cipta Kerja harus segera dicabut. Dia meminta kepada Presiden terpilih yakni Prabowo Subianto agar segera mencabut UU Cipta Kerja.

"Tolak UU Cipta Kerja itu harus dicabut. Kemudian kami meminta kepada presiden yang baru Prabowo untuk segera Cabut UU Ciptakerja," kata Irsyad.

Tuntutan lainnya bagi presiden terpilih yakni merealisasikan UU Reforma Agraria, UU PRT, UU Kesejahteraan Ibu dan Anak, perlindungan yang baik bagi buruh migran.

"Yang paling penting Kemenaker mengadaptasi ekonomi kreatif makin berkembang harus ada perudang-undangan bisa mengatur pekerja ekonomi kreatif," pungkasnya.

Baca juga: Mengenang Sosok Marsinah, Aktivis Buruh yang Tak Mau Mengalah pada Nasib

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Hilang di Sungai Progo Ternyata Ingin Menyelamatkan Temannya

Remaja yang Hilang di Sungai Progo Ternyata Ingin Menyelamatkan Temannya

Yogyakarta
Ikut Gladi Bersih Pelantikan, Dua Pejabat Ini Diduga Bakal Isi Kursi Pj Kepala Daerah di DIY

Ikut Gladi Bersih Pelantikan, Dua Pejabat Ini Diduga Bakal Isi Kursi Pj Kepala Daerah di DIY

Yogyakarta
Pungli di Lapas Cebongan Sleman, Seorang Pejabat Diduga Jual Beli Kamar Tahanan

Pungli di Lapas Cebongan Sleman, Seorang Pejabat Diduga Jual Beli Kamar Tahanan

Yogyakarta
Tedhak Siten, Tradisi Turun Tanah yang Penuh Makna dan Harapan

Tedhak Siten, Tradisi Turun Tanah yang Penuh Makna dan Harapan

Yogyakarta
Bus 'Study Tour' SMPN 3 Depok Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Semua Siswa Selamat

Bus "Study Tour" SMPN 3 Depok Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Semua Siswa Selamat

Yogyakarta
Gagal Menyalip, Remaja 15 Tahun Tewas Ditabrak Avanza

Gagal Menyalip, Remaja 15 Tahun Tewas Ditabrak Avanza

Yogyakarta
Sejumlah Wilayah di Yogyakarta Tak Ada Sekolah Negeri, Disdikpora Berlakukan Zonasi Daerah

Sejumlah Wilayah di Yogyakarta Tak Ada Sekolah Negeri, Disdikpora Berlakukan Zonasi Daerah

Yogyakarta
UGM, Prof Gesang, dan Pengembangan Pesawat Tanpa Awak...

UGM, Prof Gesang, dan Pengembangan Pesawat Tanpa Awak...

Yogyakarta
Habis Masa Jabatannya, Dua Pj Kepala Daerah di DIY Bakal Diganti

Habis Masa Jabatannya, Dua Pj Kepala Daerah di DIY Bakal Diganti

Yogyakarta
Memancing, Remaja asal Bantul Hanyut di Sungai Progo

Memancing, Remaja asal Bantul Hanyut di Sungai Progo

Yogyakarta
Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

Yogyakarta
Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Yogyakarta
Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Yogyakarta
Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk 'Study Tour'

Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com