Salin Artikel

Mendag Zulkifli Hasan Pamer Berhasil Turunkan Harga Minyak Saat Rapat dengan Pemerintah DI Yogyakarta

Hal itu disampaikan oleh Zulkifli saat mengikuti secara daring Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah (Rakorda) Pemda DIY.

Zulkifli mengatakan, Kemendag telah makukan pemantauan dan hasil dari pantauannya saat ini harga-harga kebutuhan bahan pokok relatif stabil dan menunjukkan tren penurunan pada minyak goreng selama 5 bulan berturut-turut.

Dia menambahkan, sebelum dia menjabat, harga minyak goreng di pasaran Rp 16.400 dan saat ini sudah turun di bawah Rp 14.000.

"Saat saya ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan rata-rata harga minyak goreng Rp 16.400 sekarang harga telah turun 16,46 persen. Sudah di bawah Rp 14.000," kata dia.

Zulkifli mengatakan, penurunan ini berkat adanya sinergi yang dilakukan oleh Kemendag dengan pemerintah daerah melalui pendistribusian Minyak Kita.

Dia menambahkan, stabilitas dan ketersediaan bahan pokok serta barang penting lainnya menjadi prioritas utama pemerintah, karena hal ini lekat dengan pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat.

"Dalam UU perdagangan telah diamanatkan bahwa pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok, serta barang penting di Indonesia merupakan tugas bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah," ucap dia.

Kondisi ini, sambung dia, membutuhkan sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, di DIY pada Maret hingga April dan September hingga Oktober pasti terjadi inflasi.


"Inflasi pasti naik karena Maret April itu kenaikan sekolah ada pengeluaran dan sebagainya, kalau September, Oktober, penerimaan mahasiswa di kampus," kata dia.

Sultan mengatakan, sebelum pandemi, ia mendapatkan laporan bahwa jumlah mahasiswa di DIY sebanyak 300.000 lebih karena pandemi mereka tidak datang ke kampus karena kuliah dari rumah.

Ketika kuliah sudah diperbolehlan masuk, 300.000 mahasiswa beserta mahasiswa baru yang terjadi kebutuhan makan dan minum naik, sehingga hal ini memicu inflasi.

"Nah, saya bukan ekonom, kami enggak bisa bicara ini secara tradisi bulan-bulan itu seperti itu (inflasi). Bisa enggak kami mengubah kondisi seperti itu," kata Sultan.

Lalu kedua adalah pariwisata di DIY Yogyakarta yang tiap minggu pasti penuh dan mengakibatkan hal serupa yakni kebutuhan makan dan minum naik.

"Kedua, sebelum pandemi itu yang namanya pariwisata memang setiap hari ada yang hadir tetapi hari Jumat, Sabtu, Minggu. Full book setelah pandemi ini kami buka, sepertinya saat telepon (hotel) penuh. Dalam arti takutnya Senin sampai Minggu penuh. Jadi, suplai kebutuhan itu jadi meningkat juga," ucap dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/27/143413978/mendag-zulkifli-hasan-pamer-berhasil-turunkan-harga-minyak-saat-rapat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke