"Inflasi pasti naik karena Maret April itu kenaikan sekolah ada pengeluaran dan sebagainya, kalau September, Oktober, penerimaan mahasiswa di kampus," kata dia.
Sultan mengatakan, sebelum pandemi, ia mendapatkan laporan bahwa jumlah mahasiswa di DIY sebanyak 300.000 lebih karena pandemi mereka tidak datang ke kampus karena kuliah dari rumah.
Ketika kuliah sudah diperbolehlan masuk, 300.000 mahasiswa beserta mahasiswa baru yang terjadi kebutuhan makan dan minum naik, sehingga hal ini memicu inflasi.
Baca juga: Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen Butuh Tambahan Lahan 44.000 Meter Persegi
"Nah, saya bukan ekonom, kami enggak bisa bicara ini secara tradisi bulan-bulan itu seperti itu (inflasi). Bisa enggak kami mengubah kondisi seperti itu," kata Sultan.
Lalu kedua adalah pariwisata di DIY Yogyakarta yang tiap minggu pasti penuh dan mengakibatkan hal serupa yakni kebutuhan makan dan minum naik.
"Kedua, sebelum pandemi itu yang namanya pariwisata memang setiap hari ada yang hadir tetapi hari Jumat, Sabtu, Minggu. Full book setelah pandemi ini kami buka, sepertinya saat telepon (hotel) penuh. Dalam arti takutnya Senin sampai Minggu penuh. Jadi, suplai kebutuhan itu jadi meningkat juga," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.