Sesampainya di lokasi undangan, Buya tidak pernah mau dijemput oleh tuan rumah. Buya selalu datang ke lokasi tanpa dijemput.
"Ke manapun kita undang, dia selalu naik kereta api, tidak butuh dijemput. Bahkan, dari Stasiun Kereta Api ke tempat acara berlangsung dia usahakan sendiri. Dia selalu bilang, saya bisa berjalan sendiri. Tidak usah dijemput," kata dia.
Baca juga: Kesederhanaan Buya Syafii Maarif, Menolak Disediakan Sopir hingga Pemakaman Tanpa Upacara Khusus
Saat dirawat di rumah sakit, Buya sempat mendapatkan tawaran untuk dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih dari RS PKU Muhammadiyah, tetapi dia menolak dan memilih dirawat di rumah sakit milik Muhammadiyah.
Bahkan sampai tutup usia, kesederhanaan tetap ditunjukkan oleh Buya Syafii Maarif.
Buya memiliki gelar Bintang Mahaputra Utama dan berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Kalibata, DKI Jakarta. Namun, Buya lebih memilih makam sederhana milik Muhammadiyah di Kulon Progo.
"Sebenarnya Buya Syafii pemegang Bintang Mahaputra Utama itu berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Kalau itu mau dilakukan (memakamkan Buya di TMP Kalibata) kita mau memfasilitasi," ujar Menkopolhukam Mahfud MD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.