Gunadi menambahkan subvarian BA.2 ini atau juga dijuluki Omicron siluman mempunyai kemampuan penularan lebih cepat jika dibandingkan dengan varian BA.1.
"Sementara ini dikatakan transisi lebih cepat, tetapi kalau derajat beratnya masih perlu penelitian lebih lanjut," beber dia.
Gunadi menambahkan bahwa FKKMK UGM baru saja menyelesaikan pemeriksaan terbaru terkait subvarian BA.2 dan tadi malam telah dikirim ke Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY.
"Ini yang terbaru lagi ada, tapi kewenangan mengumumkan ada di Dinkes," tutup dia.
Baca juga: Kisah Rizki, Anak Buruh Catering di Yogya Jadi Lulusan Terbaik UNY, Ditinggal Ayah Sejak Kecil
Sebelumnya, Setelah dunia digemparkan kemunculan virus Corona varian Omicron dalam beberapa bulan terakhir, kini muncul subvarian baru yaitu Omicron Siluman atau BA.2.
Dilansir dari World Health Organization (WHO) melalui Kompas.com, Omicron Siluman BA.2 menunjukkan sifat lebih infeksius dibandingkan varian lainnya.
Baca juga: Patok Jalan Tol Yogya-Bawen Mulai Dipasang di Magelang
Selain itu, Omicron BA.1 dan BA.2 juga disebut memiliki urutan yang berbeda secara genetik.
Meski begitu, menurut laporan dari berbagai negara, gejala Omicron siluman tidak berbeda dari varian Omicron biasa.
Gejala Omicron pada orang dewasa masih didominasi oleh sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala, dan pegal-pegal.
Gejala infeksi Omicron Siluman tetap ringan, namun bukan berarti virus ini tidak berbahaya. Virus ini sangat berbahaya dan sangat menular.
Pasalnya, subvarian Omicron jenis baru ini mampu membuat lonjakan kasus infeksi di berbagai negara terus meningkat.
Baca juga: Jogja Bay Waterpark: Harga Tiket, Jam Buka, Fasilitas, dan Wahana di Dalamnya
Sebagaimana diberitakan Kompas.com pada Rabu (23/2/2022), subvarian Omicron Siluman bisa menyerang siapa saja, bahkan orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap.
Akan tetapi, data menunjukkan bahwa orang yang sudah menerima vaksin dosis lengkap hanya mengalami gejala ringan, dibandingkan orang yang belum atau baru menerima vaksin dosis pertama.
Omicron jenis sebelumnya memiliki kemampuan menyerang orang yang telah mendapatkan vaksin, tapi Omicron Siluman memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menembus sistem imun.
Selain itu, WHO juga menambahkan bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 juga tetap bisa terinfeksi, namun WHO meyakini bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap infeksi subvarian Omicron siluman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.