"Tidak gampang mencari penghasilan yang cepat," kata dia.
PKL lainnya yakni Supriyati mengungkapkan hal yang serupa bahwa dirinya belum siap untuk direlokasi ke tempat baru karena selama dua tahun ini dirinya terdampak pandemi Covid-19.
"Memang kami ingin bangkit hampir dua tahun lho kita enggak bisa jualan. Lha ini baru mau bernapas kok dipenggal," ujar dia.
Baca juga: LBH Yogyakarta Terima 159 Aduan dari PKL Malioboro yang Menolak Relokasi
Menurut Supriyati, proses relokasi juga terkesan tidak transparan, karena saat sosialiasi yang diundang hanya perwakilan-perwakilan atau ketua paguyuban saja.
"Pemerintah kota belum pernah mengadakan langsung sosialisasi kepada warga terdampak. Hanya melalui ketua-ketua paguyuban," kata dia.
Dia juga meminta pemerintah untuk memikirkan kembali rencana relokasi ini mengingat saat relokasi dilakukan para pedagang membutuhkan modal awal kambali karena harus mulai dari awal.
"Pemerintah harus memperhatikan, kiami ini harus babat alas lagi. Modal awal lagi. Apakah itu dipikirkan," beber dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.