Editor
Kemudian di bagian depan bangunan utama, tepatnya di bagian timur terdapat sebuah prasasti yang diberi atap peneduh.
Pada prasasti terbuat dari batu andesit itu terdapat tulisan beraksara Jawa yang sudah aus, sehingga tidak lagi bisa dibaca.
Dilansir dari laman Kalurahan Glagah, Pesanggrahan Pakualaman Glagah ini juga menjadi tempat berlangsungnya tradisi Labuhan Puro Pakualaman.
Tradisi Labuhan Puro Pakualam di Pantai Glagah ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram atau pada tanggal 10 Suro dalam kalender Jawa.
Setiap tahun, tradisi Labuhan Puro Pakualaman akan dihelat di Pantai Glagah untuk melarung ubarampe yang telah disiapkan.
Biasanya dalam labuhan ini terdapat gunungan yang akan dilarung, yaitu gunungan hasil bumi, gunungan padi, dan gunungan pakaian.
Prosesinya diawali dengan pelaksanaan doa bersama di Pesanggrahan Pakualaman Glagah untuk mengawali prosesi labuhan.
Selanjutnya dilakukan kirab sejauh tiga kilometer, dimulai dari Pesanggrahan Pakualaman Glagah menuju Joglo Labuhan yang ada di Pantai Glagah.
Gunungan dalam kirab tersebut akan dikawal oleh Bregodo Lombok Abang, Bregodo Plangkir, kerabat dari Pura Pakualaman, serta masyarakat umum.
Sesampainya di Pantai Glagah, gunungan akan singgah terlebih dahulu di Joglo Labuhan sebelum dilabuh.
Isi gunungan yang dilabuh biasanya juga akan menjadi rebutan oleh masyarakat yang mengikuti tradisi ini.
Selain untuk melestarikan budaya leluhur, tradisi ini juga mengandung harapan agar masyarakat selalu diberi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Tradisi ini juga mengandung doa bagi para leluhur yang telah meninggal dunia.
Sumber:
glagah-kulonprogo.desa.id
temon.kulonprogokab.go.id
disbud.kulonprogokab.go.id
dinpar.kulonprogokab.go.id
jogjacagar.jogjaprov.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id