Salin Artikel

Pesanggrahan Glagah, Tempat Istirahat Sri Paku Alam V di Kulon Progo

KOMPAS.com - Pesanggrahan Pakualaman Glagah adalah sebuah kompleks bangunan yang didirikan Kadipaten Pakualaman di Padukuhan Kretek, Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.

Secara resmi, Pesanggrahan Pakualaman Glagah telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan SK Bupati Nomor 421/A/2019 pada tanggal 12 Desember 2019.

Sebagai bangunan cagar budaya, Pesanggrahan Pakualaman Glagah lekat dengan tradisi dan budaya di Kadipaten Pakualaman.

Selain itu, bangungan pesanggrahan ini juga menyimpan kisah sejarah pemimpin Kadipaten Pakualaman terdahulu saat berada di Kulon Progo.

Sejarah Pesanggrahan Pakualaman Glagah

Dilansir dari laman Kemendikbud, Pesanggrahan Pakualaman Glagah dibangun oleh Paku Alam V (1878-1900) dalam bentuk joglo.

Menurut sejarahnya, pesanggrahan ini berfungsi sebagai tempat istirahat Paku Alam V saat membuka rawa-rawa menjadi tanah pertanian yang diperuntukkan bagi rakyatnya.

Beliau juga memprakarsai pembangunan saluran atau suangan air yang bermuara di Laut Selatan untuk membuat rawa-rawa yang ada di wilayah ini menjadi subur sehingga dapat dijadikan persawahan.

Penambahan bangunan dan fungsi juga dilakukan pada masa pemerintahan Paku Alam VI (1900-1902) dan Paku Alam VII (1906-1937).

Sementara bangunan pesanggrahan yang ada sekarang ini merupakan hasil renovasi pada tahun 1957.

Bagian Bangunan Pesanggrahan Pakualaman Glagah

Kompleks pesanggrahan yang menempati lahan seluas sekitar 1 hektare ini terdiri atas dua banguunan, yaitu bangunan utama dan bangunan penunjang.

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan DIY, bangunan utama pesanggrahan berada di sisi utara dengan gaya arsitektur indis beratap limasan pacul gowang.

Bangunan ini terdiri atas teras depan, ruang tengah, dua buah kamar di sisi barat dan timur, dan teras belakang.

Sementara penambahan bangunan baru berupa dapur yang ada di selatan selasar yang menghubungkan antara teras belakang dengan kamar mandi.

Terdapat sebuah sumur berdiameter 140 cm yang letaknya ada di sudut barat laut bangunan pesanggrahan

Bangunan tambahan di selatan bangunan utama berupa gandhok tengen dengan bukaan teras di sisi timur dan sisi utara.

Kemudian di bagian depan bangunan utama, tepatnya di bagian timur terdapat sebuah prasasti yang diberi atap peneduh.

Pada prasasti terbuat dari batu andesit itu terdapat tulisan beraksara Jawa yang sudah aus, sehingga tidak lagi bisa dibaca.

Tempat Dihelatnya Hajad Dalem Labuhan

Dilansir dari laman Kalurahan Glagah, Pesanggrahan Pakualaman Glagah ini juga menjadi tempat berlangsungnya tradisi Labuhan Puro Pakualaman.

Tradisi Labuhan Puro Pakualam di Pantai Glagah ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram atau pada tanggal 10 Suro dalam kalender Jawa.

Setiap tahun, tradisi Labuhan Puro Pakualaman akan dihelat di Pantai Glagah untuk melarung ubarampe yang telah disiapkan.

Biasanya dalam labuhan ini terdapat gunungan yang akan dilarung, yaitu gunungan hasil bumi, gunungan padi, dan gunungan pakaian.

Prosesinya diawali dengan pelaksanaan doa bersama di Pesanggrahan Pakualaman Glagah untuk mengawali prosesi labuhan.

Selanjutnya dilakukan kirab sejauh tiga kilometer, dimulai dari Pesanggrahan Pakualaman Glagah menuju Joglo Labuhan yang ada di Pantai Glagah.

Gunungan dalam kirab tersebut akan dikawal oleh Bregodo Lombok Abang, Bregodo Plangkir, kerabat dari Pura Pakualaman, serta masyarakat umum.

Sesampainya di Pantai Glagah, gunungan akan singgah terlebih dahulu di Joglo Labuhan sebelum dilabuh.

Isi gunungan yang dilabuh biasanya juga akan menjadi rebutan oleh masyarakat yang mengikuti tradisi ini.

Selain untuk melestarikan budaya leluhur, tradisi ini juga mengandung harapan agar masyarakat selalu diberi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Tradisi ini juga mengandung doa bagi para leluhur yang telah meninggal dunia.

Sumber:
glagah-kulonprogo.desa.id 
temon.kulonprogokab.go.id 
disbud.kulonprogokab.go.id  
dinpar.kulonprogokab.go.id 
jogjacagar.jogjaprov.go.id 
kebudayaan.kemdikbud.go.id 

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/07/15/211631078/pesanggrahan-glagah-tempat-istirahat-sri-paku-alam-v-di-kulon-progo

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com