Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya di Yogyakarta, Satu Keluarga di Klaten Sempat Makan Daging Terpapar Antraks

Kompas.com - 13/03/2024, 19:19 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebaran daging kambing atau sapi yang diduga terpapar antraks tidak hanya terjadi di kawasan Sleman dan Gunungkidul, tetapi sampai ke Klaten, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Widiyanti menjelaskan, terdapat satu keluarga di Klaten, Jawa Tengah yang mendapatkan daging dari Kalinongko, Sleman.

Baca juga: Kasus Antraks Gunungkidul, Ratusan Ternak Diberi Vitamin dan Ada Isolasi

"Terkait dengan daging yang sempat dibawa ke Klaten, kebetulan anak dari pemilik ternak yang ada di Kalinongko memang ada yang mendapat balungan dan daging (terpapar antraks)," ujarnya saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DI Yogyakarta, Rabu (13/3/2024).

Ia menjelaskan, tulang atau balungan yang didapat dimasak oleh warga Klaten tersebut dan dimakan.

Mendapatkan kabar tersebut, pihaknya lalu melakukan investigasi.

"Pada 12 Maret, kemarin kita lakukan pemusnahan daging yang ada. (Daging) yang dimasukkan pada freezer, kulkasnya itu kita lakukan dengan SOP (pengamanan) yang ada sampai daging dikubur sesuai dengan SOP," ucap dia.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten juga melakukan pengambilan sampel dengan cara swab kulkas yang digunakan untuk menyimpan daging, swab daging yang belum dimasak, dan pengambilan darah keluarga yang sempat mengkonsumsi tulang hewan ternak.

"Sampai saat ini cek di lokasi tidak ada gejala, tidak ada diare," imbuh Widiyanti.

Baca juga: Puluhan Warga di Gunungkidul dan Sleman Suspek Antraks

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Diskes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebut terdapat 53 suspek antraks di Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY dan Kayoman, Serut, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Serta satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Diskes, DIY, Pembajun Setyaningastutie menjelaskan jumlah 53 suspek antraks tersebut didapat dari pemeriksaan epidemiologi yakni pada tanggal 2 Maret 2024 ditemukan terdapat 23 suspek dengan 16 orang tidak bergejala dan 7 orang bergejala.

"Sabtu 9 Maret Puskesmas Gedangsari II laporkan 30 orang warga Kayoman dilakukan pemeriksaan. 20 orang tida bergejala dan 10 orang bergejala," kata Pembajun saat ditemui di DPRD DIY, Rabu (13/3/2024).

Pembajun menjelaskan untuk satu orang yang dialporkan meninggal dunia belum bisa dipastikan apakah terpapar antraks atau tidak, lantaran belum dilakukan pengujian terhadap sampel darah atau sampal usap kulit.

"Kalau yang seruloginya belum, kemarin ada yang tanya, yang meninggal itu antraks? Saya belum bisa bilang itu antraks atau bukan, karena yang bersangkutan meninggal sebelum diambil sampelnya, jadi kita nggak bisa bilang dia antraks atau tidak," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com