Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo

Kompas.com - 16/10/2023, 21:06 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Sebelum pecahnya Perang Diponegoro, di wilayah Kulon Progo belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa.

Saat waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Baru setelah Perang Diponegoro (1825-1830) di wilayah Kulon Progo yang masuk wilayah Kasultanan, secara bertahap terbentuk empat kabupaten dipimpin oleh para tumenggung, yaitu Kabupaten Pengasih (1831), Kabupaten Sentolo (1831), Kabupaten Nanggulan (1851), dan Kabupaten Kalibawang (1855).

Menurut buku Prodjo Kejawen, keempat kabupaten tersebut lantas digabung menjadi satu pada tahun 1912.

Hasil penyatuan wilayah itu diberi nama Kabupaten Kulon Progo yang ibukotanya terletak di Pengasih, dengan bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto.

Selanjutnya mulai 16 Februari 1927, ibu kota Kabupaten Kulon Progo dipindahkan ke Sentolo.

Tak hanya itu, wilayahnya dibagi menjadi dua kawedanan dengan delapan kapanewon.

Dua kawedanan tersebut yaitu Kawedanan Pengasih yang meliputi kepanewon Lendah, Sentolo, Pengasih, dan Kokap/Sermo, serta Kawedanan Nanggulan yang meliputi kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh.

2. Wilayah Kadipaten Pakualaman (Kabupaten Adikarta)

Tersebutlah wilayah bernama Karang Kemuning yang masuk Keprajan Kejawen dan selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarta.

Lokasi dari wilayah Kabupaten Adikarta berada di daerah selatan Kulon Progo.

Menurut buku Vorstenlanden, pada tahun 1813, Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat tanah pelungguh yang lokasinya berada di sebelah barat Sungai Progo sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu.

Namun karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam I yang bernama Kyai Kawirejo I memberi masukan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya.

Hasil penyatuan tanah pelungguh tersebut membentuk satu daerah yang diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibu kota di Brosot.

Bupati pertama yang menjabat adalah Tumenggung Sosrodigdoyo, dan Bupati kedua adalah R. Rio Wasadirdjo.

Bupati kedua kemudian mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar melakukan pengeringan rawa di Karang Kemuning.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Yogyakarta
Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk 'Study Tour'

Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com