Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lava Bantal Berbah, Keunikan Wisata Alam yang Menjadi Perhatian Para Peneliti

Kompas.com, 21 Agustus 2023, 23:41 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Lava Bantal Berbah adalah sebuah obyek wisata alam sekaligus obyek kajian geologi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lokasi obyek wisata Lava Bantal ini berada di lembah Kali Opak yang ada di perbatasan Kalurahan Jogotirto-Kalurahan Kalitirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman.

Baca juga: Mengulik Asal Muasal Pulau Jawa di Lava Bantal, Yogyakarta

Obyek wisata Lava Bantal mudah dijangkau karena bisa diakses dari Jalan Solo dekat Bandara Adi Sucipto, simpang empat Ringroad Blok O (Jalan Janti), atau melalui Jalan Wonosari ke arah Jalan Prambanan-Piyungan.

Sekilas kenampakan Lava Bantal ini hampir serupa dengan tebing batu yang ada di sisi sungai.

Padahal lokasi ini menyimpan artefak sejarah bumi berupa batuan lava basalt berstruktur bantal yang terbentuk sekitar 56 juta tahun lalu.

Baca juga: 8 Pusat Belanja Oleh-oleh Khas Yogyakarta, Tidak Hanya Pasar Beringharjo dan Teras Malioboro

Sejarah Pembentukan Lava Bantal Berbah

Dilansir dari laman tribunjogjawiki.tribunnews.com, Lava Bantal Berbah diyakini terbentuk dari lava cair yang dulunya bersuhu tinggi dan merupakan hasil erupsi gunung api lalu membeku dengan cepat.

Pembekuan itu terjadi karena lava cair terkena air dan membentuk gumpalan-gumpalan batu yang kemudian membeku dan mengeras sehingga terlihat menyerupai bantal.

Hal ini yang membuat struktur batuan yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan lava bantal ini dipercaya sebagai bukti yang menunjukan proses awal gunung api purba di pulau Jawa.

Baca juga: 11 Senjata Tradisional Khas Yogyakarta, Tidak Hanya Keris dan Tombak

Dilansir dari laman geoheritage.jogjaprov.go.id, pada masa lalu dalam seri Oligo-Miosen setidaknya ada dua episode aliran lava bantal di kaki Pegunungan Selatan Jawa Tengah yang terjadi bersamaan dengan kegiatan gunung api bawah laut.

Episode pertama yaitu pada Kala Oligosen berupa lava basalt andesine yang mengalir bersamaan dengan pengendapan Formasi Kebo pada lingkungan laut dalam.

Episode kedua adalah aliran lava basalt andesit (Lava Bantal Berbah) yang mengalir pada Kala Miosen Awal yang mengalir bersamaan dengan pengendapan Formasi Semilir bagian bawah.

Sementara dilansir dari laman Antara, keindahan dan keunikan lava bantal ini bahkan ditetapkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM sebagai warisan geologi (geo heritage).

Tak heran jika tempat ini kemudian sering menarik perhatian ahli dan mengundang kedatangan para peneliti yang menjadikannya obyek kajian geologi.

Lava Bantal Berbah sebagai Obyek Wisata

Bentuk singkapan batuan-batuan yang disebut lava bantal yang terdapat di sisi aliran sungai Opak ini memang mempercantik kondisi sungai.

Bongkahan-bongkahan batu besar kemudian tidak hanya menjadi perhatian peneliti, tapi perlahan menarik masyarakat penasaran untuk melihat keindahannya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau