Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pembacokan di Dua Wilayah Sleman Ditangkap, Remaja Berusia 16 Tahun

Kompas.com, 21 Agustus 2023, 18:11 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku pembacokan di wilayah Terwilen, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman berhasil diringkus. Pelaku ternyata juga melakukan pembacokan di wilayah Pelemgurih, Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman.

Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Made Wira Suhendra mengatakan peristiwa pengiayaan di wilayah Kapanewon Gamping dan Kapanewon Seyegan ada keterkaitan.

"Jadi dari kejadian tanggal 26 Juli 2023 yang di TKP (tempat kejadian perkara) Gamping, ada kejadian yang serupa yaitu ada korban yang dibacok di daerah Seyegan, itu tanggal 13 Agutus 2023 sekitar pukul 01.15 WIB," ujar Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Made Wira Suhendra dalam jumpa pers di Mapolresta Sleman, Senin (21/08/2023).

Baca juga: Video Pembacokan di Sleman Viral di Twitter, Polisi Lakukan Penyelidikan

Lalu terkait pembacokan di utara simpang empat Pelemgurih, Banyuraden, Kapanewon Gamping, awalnya korban MS (22) warga Kasihan, Bantul dalam perjalanan pulang mengendarai sepeda motor. Di perjalanan korban merasa ada sepeda motor yang membuntuti.

"Dibuntuti dan korban kemudian masuk ke jalur cepat. Sesampainya di TKP ada sepeda motor dari arah belakang langsung membacok korban dengan senjata tajam," ucapnya.

Korban dibacok dengan senjata tajam sebanyak tiga kali dan mengenai bagian punggung. Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri.

Dari kejadian itu korban mengalami luka akibat senjata tajam dibagian punggung belakang di tiga tempat.

"Korban dalam keadaan terluka langsung ke kos dan meminta tolong. Korban kemudian diantar ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping," tuturnya.

Sementara peristiwa di Jalan Seyegan-Tempel Dusun Terwilen, Margodadi, Kapanewon Seyegen, awalnya korban RA (20) warga Seyegan, mengendarai sepeda motor hendak membeli makan di angkringan. Sesampainya di lokasi, tiba-tiba korban dipepet sepeda motor yang dinaiki oleh dua orang.

Kemudian seseorang yang posisinya membonceng sempat bertanya kepada korban.

"Salah satu yang membonceng motor bertanya kepada korban, 'koe wong ngendi?' dijawab korban 'aku wong Seyegan'," ungkapnya.

Lalu orang yang membonceng tersebut mengeluarkan senjata tajam dan langsung membacok  korban. Bacokan tersebut mengenai lengan korban. Kemudian korban terjatuh dari sepeda motor.

Usai melakukan aksinya, pelaku langsung melarikan diri.

"Korban kembali ke kampungnya dan diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis," ujarnya.

Polresta Sleman pun berhasil menangkap pelaku pembacokan pada 17 Agustus 2023. Para pelaku ini ternyata masih berusia dibawah umur.

Baca juga: Menyerahkan Diri Usai Kabur ke Cirebon, Pelaku Pembacokan di Semarang: Saya Bingung Mau Kemana

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau